Dari seminar Beloved beberapa waktu yang lalu, suami saya membawa satu oleh-oleh “urgent task to do” yang menurut kami harus segera kami mulai dengan anak-anak kami. 20 menit berbicara one on one antara masing-masing orang tua dengan masing-masing anak. Saya pernah membaca hal ini di salah satu buku parenting Katolik dimana suami istri ini mempunyai 5 anak. Wow! Terdengar sangat sulit meluangkan waktu masing-masing suami dan istri dengan setiap anak. Mereka tekun melakukannya karena menurut observasi mereka, hal ini membuat anak-anak mereka lebih jarang bertengkar satu sama lain.
Saya pernah membaca, tapi sebelumnya belum punya ide akan “urgency” untuk melakukannya, karena anak saya masih batita dan balita. Di seminar tersebut, kami diingatkan kalau anak-anak mulai belajar memahami tentang seksualitas dari umur 4 tahun, maka kami memutuskan untuk memulai inisitatif ini dengan segera. Selain itu, kami juga merasa 2 anak kami sudah mulai lebih sering berantem. So, why not now?
Dengan anak saya yang 5 tahun, saya ajak dia jalan di jogging track dekat rumah, satu putaran 10 menit. Putaran kedua, dia bilang capek, lalu mengajak saya duduk di rumput. Dengan anak saya yang 3 tahun, saya mengajak dia duduk di bangku di tengah-tengah pusat perbelanjaan dan mengajak dia bicara. Apa yang dia suka, apa yang dia tidak suka, meski kadang karena masih 3 tahun, bicaranya ngalor ngidul topiknya dari warna, ke unicorn, ke teman sekolah, dalam 5 menit yang sama.
Bagaimana efeknya? Saya mau meneguhkan kalau dua anak ini jadi lebih jarang berantem. Terutama, anak yang besar lebih punya banyak kasih dan sabar buat adiknya. Selain itu, menurut observasi kami, mereka jadi lebih terbuka menceritakan hal-hal random, misalnya kejadian unik ketika mereka bermain bersama teman di sekolah. Secara keluarga, kami juga merasa lebih solid karena kami mau tidak mau menjadi lebih sadar atas apa yang terjadi pada masing-masing anak, cara pikir mereka. Sebagai pasangan, kami juga menikmati masa-masa ini seakan seperti “punya proyek bersama”.
Beberapa orang bilang kalau parenting itu susah karena tidak ada sekolahnya. Saya meneguhkannya. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Dipikir-pikir, 20 menit seminggu sekali, berarti 1,040 menit setahun = sekitar 17 jam setahun. Kalau kita secara efektif melakukan ini sampai mereka dewasa 18 tahun, berarti 312 jam = 13 hari! (20×52÷60×18÷24). Hanya 13 hari masing-masing anak selama mereka hidup puluhan atau mungkin sampai 100 tahun kalau Tuhan memberkati mereka.
Menurut permenungan saya, parenting adalah mengasihi. Dan cara simpel dan efektifnya adalah dengan 20 menit ini. Jadi, saya mengajak teman-teman maukah teman-teman yang sudah punya anak, untuk memulai investasi ini. 13 hari per anak, atau 20 menit per minggu? Benefitnya adalah komunikasi yang lebih baik dan keluarga yang lebih solid. Tidak ada kata terlambat.
2 Corinthians 9:6-8 Remember this: Whoever sows sparingly will also reap sparingly, and whoever sows generously will also reap generously. Each of you should give what you have decided in your heart to give, not reluctantly or under compulsion, for God loves a cheerful giver. And God is able to bless you abundantly, so that in all things at all times, having all that you need, you will abound in every good work. (LGA)
No responses yet