Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 30 September 2024

St. Hieronimus

Ayb 1:6-22
Mzm 17:1-3,6-7
Luk 9:46-50

Kecil

“… Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” – Luk 9:48b

Teman dekat saya memiliki 2 orang anak yang keduanya meninggal saat bayi. Pertistiwa semacam ini seringkali dinilai sebagai tanda bahwa hidupnya tidak diberkati. Betapa jengkelnya teman saya ini sebab di dalam sesi konselingnya, ia diteliti apa kesalahan yang diperbuatnya sehingga bisa terjadi musibah dalam keluarganya ini. 

Hal-hal buruk seringkali mendapat label tidak diberkati Tuhan, sedangkan, orang yang gemilang prestasinya, kaya raya langsung mendapat label sebagai orang yang terberkati. Tentu saja semua itu tidak sepenuhnya betul. Tidaklah adil apabila kita mengasumsikan segala kejadian yang terjadi berkaitan dengan urusan diberkati atau tidak oleh Allah atau dikaitkan dengan dosa. Orang yang matinya kecelakaan atau dibunuh itu pasti hidupnya tidak baik, padahal kalau kita baca para pengikut Yesus banyak yang mati karena dibunuh.

Bacaan pertama mengenai Ayub yang ditimpa banyak musibah langsung dilabeli bahwa dia tidak diberkati Allah. Namun, kisah akhirnya bukankah Ayub diberkati dan berkelimpahan? Kita tidak berhak memberikan suatu penilaian atas apa yang terjadi dalam kehidupan seseorang karena yang kita lihat saat ini hanyalah sepenggal kehidupannya. Kita tidak tahu akan seperti apa akhirnya nanti.

Karena itu, dalam kondisi apapun dalam hidup kita, melekatlah pada Tuhan seperti Ayub. Kita memang tidak tahu seperti apa akhir dari hal-hal yang terjadi di hidup kita tapi yakinlah bahwa bersama Dia, semuanya akan dijadikan-Nya indah. (AS)

Apakah aku sudah melekat pada Tuhan?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *