Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 14 Oktober 2024
Gal 4:22-24,26-27,31 – 5:1
Mzm 113:1-7
Luk 11:29-32
Minta Tanda
“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” – Luk 11:29
Di awal pertobatan, saya sering berdoa meminta tanda pada Tuhan karena saya bukan orang yang peka dalam mendengar suara Tuhan. Hal ini saya lakukan agar saya bisa benar-benar yakin bahwa saya memang berada di jalan Tuhan dan keputusan yang saya ambil sudah sesuai dengan rencana Tuhan.
Namun, seiring berjalannya waktu, tidak ada kejadian spektakuler yang terjadi dalam hidup saya. Semuanya berjalan biasa saja. Akhirnya saya menyerah meminta tanda kepada Tuhan. Di saat saya menyerah itulah Tuhan membukakan mata saya bahwa tanda dari Tuhan tidak dibatasi hanya oleh kejadian yang spektakuler. Hal-hal yang sederhana juga bisa menjadi tanda kehadiran Tuhan.
Saat Tuhan tidak memberikan tanda seperti yang saya mau, bukan berarti Ia tidak peduli pada saya. Tuhan tahu tanda seperti apa yang cocok untuk diberikan kepada saya. Tanda dari Tuhan itu bisa datang dari teman atau saudara di sekitar saya yang memberikan kata-kata peneguhan atas keputusan yang akan saya ambil. Bisa juga berupa ayat-ayat Firman Tuhan yang menguatkan dan membuat saya yakin bahwa keputusan yang saya ambil sudah sesuai dengan jalan Tuhan.
Saya sadar bahwa mengikuti Tuhan tidak boleh terpaku pada suatu tanda apalagi sampai menuntut Tuhan untuk menunjukkan suatu tanda yang spektakuler. Tuhan punya cara yang lebih kreatif untuk menunjukkan kepada kita bahwa Ia adalah Allah yang peduli dan mengasihi kita. (DN).
Apakah selama ini kita masih menuntut Tuhan menunjukkan tanda yang spektakuler?
No responses yet