Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 5 November 2024
Flp 2:5-11
Mzm 22:26b-32
Luk 14:15-24
Undangan Masuk Rumah-Nya
“Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.. – Luk 14:23-24
Saya masih bergumul dengan diri saya sendiri sampai sekarang.
Saya merasa tidak adil jika orang yang bersalah kepada saya tidak dihukum, walaupun dia sudah minta maaf. Karena akibat dari kesalahannya menjadikan saya harus menanggung semuanya. Apabila saya biarkan, terasa seperti saya yang susah dan dia tidak.
Pemikiran ini membuat fokus saya menjadi salah. Saya terus memposisikan diri sebagai korban, sehingga berkali-kali kata maaf tidak membuat hati ini damai. Mentalitas korban membuat saya merasa berhak untuk menuntut balas.
Beberapa teman rohani mengingatkan bahwa saya adalah pemenang dan harus memakai mentalitas pemenang. Mengapa?
Karena saya tidak bersalah dan juga tidak meresponnya dengan cara yang salah. Saya tidak perlu merasa tertuduh, malu, bersembunyi, merasa tidak enak; saya bahkan bisa memilih mau merespon seperti apa, bebas merdeka tanpa terima. Yang justru menjadi korban adalah orang yang bersalah, karena dia harus mengalami semua hal yang tidak enak dan perlu meminta maaf akibat kesalahannya. Dia tidak lagi bisa menghindar dan terikat, dia terperangkap. Undangan Tuhan untuk masuk ke rumah-Nya selalu baru setiap saat. Saya mau menanggapinya dengan baik. Jika saya memilih cara yang salah, maka saya juga menyia-nyiakan undangan-Nya. Puji Tuhan ada orang-orang baik di sekitar, sehingga saya tak sampai mengabaikan undangan-Nya. Mari juga punyai orang-orang baik yang mendukung kita untuk menjawab undangan masuk ke dalam rumah-Nya, dengan memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. (Aw).
Apakah aku sudah menjawab undangan-Nya dengan baik?
No responses yet