Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 4 Februari 2025
Ibr 12:1-4
Mzm 22:26-28,30-32
Mrk 5:21-43
Iman Yang Menyelamatkan
Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” – Mrk 5:28
Mudah untuk mengatakan percaya kepada Tuhan ketika semua baik -baik saja. Namun keteguhan iman kita diuji dalam masalah besar yang sudah lama berlangsung dan seakan tidak ada jalan keluar. Masalah itu bukan hanya menggerogoti fisik, tapi juga batin kita. Apakah dalam keadaan seperti itu, kita masih bisa mengatakan percaya kepada Allah?
Mungkin banyak dari kita sedang dalam keadaan seperti wanita yang sudah 12 tahun menderita pendarahan itu. Sudah bertahun -tahun merasa “sakit”, dihina, dan ditinggalkan. Jika dalam kondisi itu kita melihat Yesus hadir di hadapan kita, dimana saat ini Ia sungguh nyata hadir dalam Sakramen Ekaristi, apakah kita akan tetap datang pada-Nya dengan penuh iman, menerobos kerumunan perkataan “percuma berdoa kepada Tuhan” dan lain sebagainya, serta mau mengambil langkah percaya dan penyerahan diri kepada Hati Kudus-Nya, sekali lagi?
Tidak mudah. Tetapi jangan sampai kita meninggalkan Yesus. Saya sudah pernah melakukannya, menjadi seorang “anak hilang”. Dan hasilnya? Saya merasa kosong dan sedih. Saya hanya menyakiti diri sendiri dan terlebih menyakiti Dia, Pribadi yang paling mencintaiku apa adanya.
Janganlah meninggalkan Ekaristi yang dapat menjadi sumber kekuatan kita. Ingatlah dalam badai kehidupan ini, yang Yesus ingin sembuhkan bukan hanya fisik, tetapi juga jiwa kita. Biarkan Ia masuk ke dalam hati kita untuk mencintai kita, dan janganlah membangun dinding yang menghalangi Dia untuk masuk. Tidak apa-apa jika kita merasa iman kita “kecil”, asal kita mulai lagi MAU percaya dan menyerahkan diri kita seutuhnya kepada-Nya. Dari situlah Yesus akhirnya memiliki akses untuk masuk ke dalam hati dan hidup kita; untuk memeluk kita, menyembuhkan kita, dan menyelamatkan kita. (Ai).
Percayakah saya bahwa Tuhan pasti akan menyembuhkanku?
No responses yet