Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 16 Februari 2025
Hari Minggu Biasa VI
Yer 17:5-8
Mzm 1:1-4,6
1 Kor 15:12,16-20
Luk 6:17,20-26
Lapar Rohani
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. – Luk 6:21
Apa itu rasa lapar? Apakah aku pernah mengalami rasa lapar? Rasa lapar adalah saat tubuh membutuhkan energi, sedangkan kelaparan adalah kondisi tubuh yang kekurangan nutrisi (gizi) yang dapat menyebabkan penyakit secara permanen dan kematian.
Bagaimana dengan tubuh rohaniku, lapar atau kelaparan?
Rasa haus/lapar akan Tuhan, biasanya dialami ketika seseorang memiliki relasi yang dekat dengan-Nya. Dalam situasi seperti ini akan selalu timbul suatu dorongan untuk berada dihadirat Tuhan, karena pada tahap ini hanya kebersamaan dengan Tuhan yang membuat hati dan pikiran bahagia dan tenang, dimana kebahagiaan itu tidak dapat digantikan oleh hal apapun didunia ini. Berada dalam hadirat Tuhan tidak terjadi dengan instan, butuh diusahakan bahkan diperjuangkan, misalnya seperti berdoa yang bukan sekedar minta ini itu ke Tuhan, namun lebih pada ucapan syukur dan jiwa yang memuji akan keagungan-Nya, membaca firman dan buku rohani, menghadiri Ekaristi, mengikuti perkumpulan doa dan tentu lakukan pelayanan baik dalam kerohanian ataupun dalam hidup bermasyarakat.
Sedangkan kelaparan (tubuh roh) adalah kondisi kehidupan rohani yang tidak sehat, tidak ada relasi pribadi dengan Tuhan yang intim, dan lebih memilih hal-hal yang menyenangkan daging dibanding hal-hal kerohanian. Tuhan menghendaki manusia menyayangi dan merawat tubuh fisik dan roh dengan benar, sehingga menjadikan gaya hidup sehat lahir batin. Dan jika jiwa raga sehat maka perilaku pun akan sehat dan dijauhkan dari godaan dosa. Mari puaskan dan kenyangkan rasa haus lapar kita kepada Tuhan! (In).
Penuhiku Tuhan dengan air hidup-Mu.
No responses yet