Kita baru saja merayakan Chinese New Year beberapa minggu yang lalu, dan tahun ini kita memasuki Tahun Ular. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, ular juga sering dikenal sebagai ‘naga kecil’ karena citra dan sifat naga yang dibayangkan memiliki beberapa kesamaan dengan ular. Seperti naga, ular juga dianggap sebagai hewan spiritual yang melambangkan kekuatan dan kekayaan.

Bahkan, kita sering melihat simbol ular pada tongkat di rumah sakit dan organisasi kesehatan di Barat. Simbol ini berasal dari mitologi Yunani, yaitu ‘Tongkat Asclepius’, yang juga memiliki asal usul dalam Alkitab. Dalam Kitab Bilangan, ketika bangsa Israel mengeluh tentang kurangnya makanan dan air di padang gurun serta keterbatasan persediaan mereka, Tuhan mengirim ular-ular berbisa ke tengah-tengah mereka. Ular-ular itu menggigit mereka, sehingga banyak orang Israel yang mati. Musa lalu berdoa kepada Tuhan memohon belas kasihan, dan ia membuat ular tembaga sesuai dengan perintah Tuhan. Ia menggantung ular tembaga itu pada sebuah tiang, dan siapa pun dari bangsa Israel yang digigit ular berbisa dapat disembuhkan dengan memandang ular tembaga tersebut (Bilangan 21:4-9).

Ular juga memiliki beberapa karakteristik yang baik, antara lain kecerdikan, kesabaran, ketepatan, serta kemampuan beradaptasi saat mengintai mangsanya. Itulah sebabnya Yesus sering menggunakan perumpamaan tentang ular dalam pengajaran-Nya. Ia juga memakai simbol kecerdikan dan kelicikan ular untuk mengajarkan murid-murid-Nya, yang diutus dalam misi penginjilan, agar mereka ‘cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati’ dalam menghadapi tantangan. Dalam pelayanan penginjilan dan misi, mereka dipenuhi dengan bimbingan Roh Kudus dan perlindungan Tuhan (Matius 10:16).

Selain itu, ular juga mengganti kulitnya setidaknya dua kali dalam setahun. Demikian pula, kita diharapkan untuk selalu melakukan ‘pembaharuan budi‘ secara berkala, seperti ular yang mengganti kulitnya. Dengan demikian, kita dapat melayani Tuhan dengan mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan mengikuti Yesus dengan setia.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.’ (Roma 12:1-2). (A.N.T)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *