Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Jumat, 11 April 2025

Yer 20:10-13

Mzm 18:2-7

Yoh 10:31-42

Pancaran Kasih-Nya

Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” – Yoh 10:32

Kita merasa bahwa hidup ini adalah milik kita sendiri; sehingga bersikap EGP (baca: Emangnya Gue Pikirin) terhadap nasihat maupun saran dari orang lain. Kepedulian akan kedamaian hidup bersama pun menjadi terabaikan dan membuat kita hidup semau gue; apapun yang mau dilakukan, yang dikatakan, dan yang dipikirkan ya suka-sukaku. Sejenak diri ini lupa bahwa kita tercipta sebagai makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa orang lain. Padahal keberadaan kita, sedikit atau banyak, pasti berdampak bagi kehidupan sesama lainnya.

Dalam Injil hari ini Yesus pun menunjukkannya, bagaimana perbuatan-Nya berdampak. Namun sayangnya, perbuatan baik tak selalu mendapatkan respon positif. Meski ada resiko demikian, Ia memilih untuk dengan penuh sukacita dan kasih, tetap setia pada perbuatan baik-Nya, yang merupakan pancaran kasih Bapa pada kita melalui keberadaan-Nya. Cara-Nya dalam mengekspresikan pilihan hidup, secara tak langsung mengetuk kedalaman pintu hatiku. Bagaimana caraku dalam menanggapi panggilan hidup? Menjadi seseorang yang memberi dampak baik atau terlena berada dalam zona nyaman yang pada akhirnya hanya membawa pada kemunduran? Maukah aku dengan setia menghidupinya, menjadi pancaran kasih-Nya bagi sesama?

Saya menyadari, bahwa belum sepenuhnya menghidupinya dalam keseharianku. Terkadang saya membiarkan diri begitu saja terhanyut dalam zona nyaman; namun ada 1 hal yang begitu berharga, yang tak mungkin terlupa, dan pastinya menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Saat-saat di mana boleh diijinkan oleh-Nya untuk merasakan suasana ketika Ia mengajar banyak orang di bawah pohon. Hatiku penuh dengan sukacita kasih-Nya, rasa kekaguman yang begitu dalam akan kebesaran kuasa dan kehangatan kasih-Nya yang menyentuh setiap jiwa yang hadir. Pribadi-Nya membawa kelegaan bagi setiap orang yang dahaga. Tuhan, biarlah melalui permenungan ini, hidupku diperbaharui. Saya ingin memiliki hidup yang memberi dampak positif bagi banyak orang, dengan penuh kesadaran mempersembahkan diri untuk menjadi pancaran kasih-Mu. (Cr).

Terima kasih Tuhan atas setiap momen yang meneguhkanku untuk senantiasa menjadi pancaran kasih-Mu.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *