Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 18 April 2025
Jumat Agung
Yes 52:13 – 53:12
Mzm 31:2,6,12-13,15-17,25
Ibr 4:14-16; 5:7-9
Yoh 18:1 – 19:42
Pengorbanan
Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. – Yoh 19:34
Hari ini Gereja mengenangkan pengorbanan Tuhan Yesus yang menderita dan wafat di kayu salib. Yesus yang dihukum dengan tidak adil, dicemooh, dan diejek, hingga akhirnya harus menapaki jalan salib-Nya hingga berdarah-darah sampai ke puncak Golgota. Apa yang Ia jalani selaras dengan kata-kataNya saat Kamis Putih, “Inilah tubuh-Ku, inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa.”
Dengan Yesus yang telah mengurbankan diri-Nya di Golgota, maka seluruh hidup kita telah dibayar lunas dengan darah Anak Domba Allah. Kita yang penuh dosa, disucikan kembali oleh Darah-Nya yang kudus dan mulia, darah yang begitu mahal. Lalu pengorbanan apakah yang sudah kita lakukan sebagai manusia yang sudah ditebus oleh-Nya?
Di jaman sekarang ini mungkin kita tak perlu lagi menumpahkan darah sebagai martir yang membela iman akan Kristus. Walaupun demikian, Gereja tetap membutuhkan martir-martir yang mau berkorban demi kesetiaan perkawinan, kesetiaan imamat, pemenuhan janji sumpah jabatan demi solidaritas, persaudaraan, belas kasih, serta kepedulian terhadap sesama. Kita bisa mencoba merenungkan, sudahkah kita setia terhadap jalan hidup yang kita pilih? Sudahkah kita mengutamakan sikap belas kasih terhadap sesama dan menjadi berkat bagi mereka? Apakah kita menggunakan apa yang kita miliki demi kemuliaan Tuhan dan tidak mengedepankan ego kita sendiri?
Ambillah jam silih pada jam kudus, pandanglah Yesus yang tergantung di salib.
Darah dan air yang mengalir betapa menjadi kematian yang menghidupkan jiwa kita umat-Nya. (Ld).
No responses yet