Di sekitar minggu yang lalu, mama datang ke rumah kami. Kalau mama tidak ada disini, saya jarang sekali keluar ke backyard. Mama yang sudah sangat berpengalaman menjadi ibu rumah tangga sejak saya masuk SD, tahu kalau anak-anak pasti enjoy berada di outdoor. Kedua anak saya usia 4 dan 6 tahun langsung bangga mengerjakan tugas barunya: mencabuti weed atau ilalang. Dari weed yang sudah besar dan gampang dicabut, sampai yang mesti dicungkil karena sudah tumbuh kecil-kecil di sela-sela baru, si 6 tahun dengan teliti dan senang hati mencungkilnya dengan sekop kecilnya.

Sudah lama sekali backyard dan sela samping rumah terbengkalai. Saya iseng-iseng juga mau ikut mencoba. Mama saya memberitahu saya, “Itu, di bagian yang sana, sudah banyak sekali.” Benar saja. Bagian samping rumah sudah parah sekali. Namun bersyukurnya meskipun weed nya jumlahnya tidak terhingga, mereka masih mudah dicabut. Dan tidak lama saya langsung enjoy mencabuti weed.

Dari yang enjoy, sampai akhirnya bertemu juga dengan jenis weed yang susah sekali dicabut. Dari yang mulanya menyenangkan, lama-lama menjadi menyebalkan. Sampai akhirnya terbesit dalam pikiran saya, kenapa sih, Tuhan mesti menciptakan weed, dan kenapa mereka bertumbuh cepat sekali.

Hari itu, Tuhan memberikan pemahaman pada saya bahwa weed itu seperti kebiasaan buruk saya. Apabila didiamkan saja, tanpa sadar, mereka menjadi merajalela. Tanpa sadar, perilaku buruk ini bisa berubah menjadi kebiasaan buruk, dan menuntun salah satu sisi diri saya yang kurang baik menjadi semakin tidak baik. Hari itu, Tuhan ingin mengajarkan kepada saya kalau tugas saya bukanlah hanya membangun kebiasaan atau hal-hal baik, namun juga memperhatikan hal-hal yang tidak baik, menamai mereka, menangani mereka, mencabut mereka dari kehidupan saya, dan membuang mereka jauh-jauh. Karena ketika weed atau kebiasaan buruk ini tidak dicabut, mungkin, tidak ada ruang lagi bagi hal-hal baik untuk bertumbuh semakin besar dalam kehidupan saya.

Sahabat, mari kita meluangkan pikiran kita beberapa detik, atau, satu menit, atau beberapa menit saja di sela-sela waktu sibuk kita hari ini, apakah ada hal-hal yang kurang baik yang Tuhan mau untuk kita sadari? Berilah nama atas hal-hal tersebut. Bawalah ke terang. Tangani mereka. Berusahalah mencabut mereka dari kehidupan kita. Karena kalau kita biarkan dan terlena, mungkin dalam sekejap mereka sudah merajalela.

Cabutlah hal-hal yang kurang baik tersebut, secara tekun, sehingga perlahan-lahan, kita akan lebih mempunyai ruang yang cukup untuk membangun hal-hal yang baik.

Matthew 13:24-30
The Parable of the Weeds
Jesus told them another parable: “The kingdom of heaven is like a man who sowed good seed in his field. But while everyone was sleeping, his enemy came and sowed weeds among the wheat, and went away. When the wheat sprouted and formed heads, then the weeds also appeared. “The owner’s servants came to him and said, ‘Sir, didn’t you sow good seed in your field? Where then did the weeds come from?’ “‘An enemy did this,’ he replied. “The servants asked him, ‘Do you want us to go and pull them up?’ “‘No,’ he answered, ‘because while you are pulling the weeds, you may uproot the wheat with them. Let both grow together until the harvest. At that time I will tell the harvesters: First collect the weeds and tie them in bundles to be burned; then gather the wheat and bring it into my barn.’
(LGA)

Categories:

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *