Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 20 Juni 2016

‎2Raj 17:5-8,13-15a,18
Mzm 60:3-5,12-13
Mat 7:1-5

T.E.A.M

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? – Mat 7:3

Seorang pekerja saya sangat pelupa. Sedikit-sedikit ia bertanya. Tak jarang ia bertanya hal yang sama berulang kali dalam rentang waktu yang singkat. Saya termasuk orang yang sering berhubungan dengannya dalam pekerjaan, sehingga setiap hari saya pasti berinteraksi dengannya. Jika ia bertanya lagi dan lagi kepada saya, saya sering meresponnya dengan sikap tidak sabar. Bahkan saya sering mengekspresikannya lewat tepukan di dahi saya.

Memang mudah sekali bagi kita menilai seseorang, meskipun mungkin kita tidak bermaksud negatif. Tapi respon dan reaksi kita yang terkadang terasa spontan, bisa jadi membuat orang lain merasa tertuduh dan tertolak karena kelemahan dan keterbatasannya itu.

Mungkin saat kita menilai orang lain, kita lupa untuk melihat diri kita sendiri yang pastinya juga memiliki kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan. Kalau setiap ktia bisa memahami hal ini, tentunya konflik karena saling menghakimi akan lebih berkurang.

Memang, kita perlu mengerti dan menerima kekurangan dan keterbatasan diri sendiri maupun orang lain, tapi selain itu, kita juga perlu belajar dan mengajarkan kepada orang lain untuk mengatasi hal tersebut. Lebih baik kita tidak berfokus pada kekurangan, tapi belajar untuk mengatasinya. Dan yang jauh lebih penting, berfokuslah pada kelebihan kita dan bagaimana kita mengembangkannya serta saling membangun untuk menjadi lebih baik dan memberikan serta melakukan yang terbaik. We are a T.E.A.M (Together Everyone Achieve More). (Cr)

Apakah saya dapat melihat kelebihan diri sendiri maupun orang lain semudah saya melihat kekurangannya?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *