Minggu ini adalah minggu dimana saya akan sangat sibuk dengan resertifikasi, medical, dan fitness assessments. Dari minggu-minggu sebelumnya, saya sudah berdoa agar keluarga kami diberi kesehatan supaya tidak ada yang sakit.
Namun, Tuhan punya rencana berbeda. Mulai Senin, satu per satu, dari anak kedua, anak pertama, istri, anak keempat, hingga anak ketiga, semuanya muntah-muntah dan tidak enak badan. Akhirnya, semua harus tinggal di rumah, tidak masuk sekolah maupun kerja. Sekilas, terlintas di benak saya, “Jangan-jangan giliran saya berikutnya.” Tapi saya memilih berdoa untuk kesembuhan mereka, dan supaya hanya rencana serta waktu Tuhan yang terbaik yang terjadi.
Rabu pagi, saya harus berangkat lebih awal karena jadwal assessment dimulai dari pagi hingga siang. Ada dua bagian yang harus dijalani: medical dan fitness component. Pagi itu, anak pertama, ketiga, dan keempat saya masih tidak enak badan. Karena jadwal assessment sudah tidak bisa diganti lagi, satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah berdoa memohon penyertaan Tuhan bagi anak-anak saya. Saya sudah menyiapkan bubur untuk makan siang mereka dan obat-obatan di meja supaya bisa mereka konsumsi setelah makan.
Saya tiba di lokasi assessment 15 menit lebih awal. Di ruang tunggu, saya kembali berdoa agar semua assessment bisa selesai lebih cepat. Lima menit kemudian, nama saya dipanggil dan proses pun dimulai.
Sejak awal medical assessment, saya benar-benar merasakan campur tangan Tuhan. Semua berjalan lancar, dan tanpa terasa, kurang dari 30 menit semua selesai. Biasanya, hasilnya baru keluar setelah 1–2 jam. Tapi pagi itu, saya hanya menunggu 10 menit, dan hasilnya saya dinyatakan lulus. Assessor kemudian bertanya apakah saya ingin langsung melanjutkan ke fitness assessment. Tanpa ragu saya setuju.
Proses fitness assessment pun dimulai. Di tengah-tengah kegiatan, saya tiba-tiba merasa mual dan ingin batuk. Dalam hati saya hanya bisa berdoa, “Tuhan besertaku Engkaulah yang akan menopang aku sampai akhir assessment ini.” Sekali lagi Tuhan bekerja. Assessor memutuskan untuk memangkas beberapa aktivitas karena dia merasa saya tidak akan mengalami kesulitan. Proses yang biasanya memakan waktu 2 jam selesai kurang dari 1 jam. Total keseluruhan assessment yang biasanya memakan 5–6 jam, hari itu selesai hanya dalam 2 jam saja.
Dalam perjalanan pulang, saya benar-benar takjub. Saya menyadari betapa rencana dan pertolongan Tuhan selalu sempurna. Waktu-Nya selalu tepat.
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pkh 3:11)
(ANT)
No responses yet