Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 21 Agustus 2025
Pw St. Pius X, Paus
Hak 11:29-39a
Mzm 40:5,7-10
Mat 22:1-14
God’s Call
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. – Mat 22:3
Saat saya berusia 20 tahun, salah satu misteri perjalanan hidup saya terbongkar, yaitu ternyata saya adalah anak yang diadopsi. Ketika itu saya begitu sedih dan kecewa, mengapa Tuhan mengijinkan hal itu terjadi dalam diri saya? Namun justru lewat momen ini juga, saya semakin merasakan panggilan Tuhan. Akankah saya menjawab panggilan-Nya atau pura-pura tidak mendengar?
Tuhan menyapa saya secara pribadi melalui sebuah retret. Sejak saat itu, panggilan Tuhan semakin terdengar jelas. Tuhan ingin saya menanggapi panggilan-Nya. Tuhan ingin saya menjawab panggilan-Nya. Ia ingin saya merespon-Nya, dan saya harus segera membalas-Nya.
Undangan Tuhan sudah disebarkan, tinggal menunggu jawaban saya, apakah memilih untuk menjawab “Ya” atau “Tidak”. Akhirnya saya menjawab ya atas panggilan-Nya. Dari situlah saya menemukan tujuan hidup, yaitu untuk menyenangkan dan memuliakan nama-Nya. Saya pun semakin bersemangat dan bergairah dalam menjalankan hidup karena kehadiran Tuhan semakin saya rasakan. Selain itu, ada sukacita yang selalu menyertai dalam perjalanan hidup saya sekalipun badai hidup menerpa.
Dalam menjawab panggilan Tuhan berarti saya man melepaskan keegoisan diri, kenikmatan dunia, serta berani membayar harga dalam mengikuti-Nya. Saya mau diproses dan dibentuk menjadi pewarta sukacita yang sungguh-sungguh membawa kesaksian dalam hidup.
”Allah tidak memanggil saya untuk menjadi sukses, melainkan Ia memanggilku untuk menjadi taat.” (Santa Teresa dari Kalkuta). (TL).
Sudahkah aku menanggapi panggilan Tuhan? Apa yang kulakukan sebagai bukti nyatanya?
No responses yet