Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 19 November 2025
2 Mak 7:1,20-31
Mzm 17:1,5-6,8b,15
Luk 19:11-28
Masuk Dalam Penderitaan
Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.” – Luk 19:12
Menjelang akhir tahun liturgi, saya merasakan sebuah getaran hati yang mendalam, bahkan ada rasa takut. Injil hari ini membawa kita pada momen yang begitu penting, yaitu saat Yesus memasuki Yerusalem. Kota ini adalah gerbang menuju penderitaan-Nya, sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Saat berziarah ke Yerusalem, kita sering diceritakan tentang Bukit Zaitun, tempat di mana Yesus menangis, merasa ngeri dan sedih, namun tetap melangkah maju. Ia tahu, di balik gerbang itu terhampar perutusan-Nya yang agung, membuka tabir keselamatan, merampungkan karya-Nya di dunia, dan dinobatkan sebagai Raja Semesta Alam. Ia akan datang kembali untuk memisahkan kita layaknya domba dari kambing, mengadili setiap perbuatan kita.
Melalui bacaan Injil hari ini, saya diajak untuk merenungkan perjalanan hidup saya sendiri. Sebagai seorang lansia, saya mencoba menengok ke belakang, bertanya pada diri sendiri, apa yang sudah saya lakukan sampai saat ini? Apa yang telah saya persembahkan kepada Tuhan melalui setiap apa yang saya miliki? Ada rasa syukur dan terima kasih yang melimpah karena sepanjang hidup, saya diberi kesempatan untuk melakukan banyak karya, memelihara iman, dan melayani Tuhan serta sesama.
Jika Yesus merasakan takut dan ngeri saat memasuki Yerusalem, kita pun pasti akan merasakan hal yang sama saat menghadapi maut. Pertanyaannya adalah, sudah siapkah kita memasuki gerbang Yerusalem kita? Mari terus berpacu dalam berbuat kebaikan, menyiapkan diri dengan sungguh- sungguh sampai saat-Nya tiba. Sebab, setiap karya kasih kita adalah persembahan hidup yang berharga di hadapan Tuhan, bekal kita untuk memasuki kehidupan kekal. (Ld).
Teruslah berbuat baik bagi Tuhan dan sesama.
No responses yet