Renungan Katolik “Bahasa Kasih” ‎
Senin, 19 September 2016

Ams 3:27-34
Mzm 15:2-5
Luk 8:16-18

KAPITALIS KASIH

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya. – Luk 8:18

‎Kali pertama membaca ayat ini, saya berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil. Mengapa orang yang mempunyai malah diberi dan yang tidak mempunyai malah diambil seluruhnya? Bukankah itu yang membuat orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin? Bukankah itu prinsip kapitalisme? Apakah Tuhan memang sekejam itu?

‎Setelah menjalani kehidupan bertahun-tahun bersama Tuhan dan mencoba untuk mengerti makna yang tersembunyi dari kalimat di atas, saya menemukan bahwa orang yang memiliki iman yang berkelimpahan tidak akan pernah berkekurangan. Secara fisik mungkin ia tidak kaya, tetapi secara mental ia sangat kaya karena hatinya penuh dengan ucapan syukur. Sebaliknya, orang yang suka bersungut-sungut dan tidak menghargai sesamanya, sebanyak apapun hartanya, ia pasti akan tetap merasa kekurangan. Orang seperti ini akan terus memacu dirinya untuk mendapatkan lebih banyak.

‎Di sinilah ironi itu terjadi. Orang yang secara fisik tidak kaya malah menjalani hidup yang penuh dengan kelimpahan. Dirinya penuh dengan sukacita. Hatinya tidak pernah kering. Ia selalu bersemangat menjalani hari-hari hidupnya tanpa berkeluh-kesah. Sedangkan orang yang secara fisik kaya raya, malah terbujur di ranjang rumah sakit. Kelelahan bekerja dan mengumpulkan materi hingga mengorbankan kesehatan serta orang-orang yang ada di sekitarnya.

‎Melihat kenyataan ini sayapun sadar bahwa Tuhan sama sekali bukan seorang kapitalis. Ya, mungkin dalam satu dan lain cara Ia adalah seorang kapitalis kasih. Karena siapa yang memiliki lebih banyak kasih, kepadanya akan dilimpahkan lebih banyak kasih. Dan orang yang tidak dapat memelihara kasih, apa lagi yang bisa ia lakukan selain menjalani hidup yang kering dan tidak berbuah. (Hd)‎

Bagaimanakah saya menjalani hidup? Sudahkah saya mengamalkan kasih dalam kehidupan sehari-hari?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *