Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 1 Agustus 2024
St. Alfonsus Maria de Liguori
Yer 18:1-6
Mzm 146:2-6
Mat 13:47-53
Tanah Liat
“… Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” – Yer 18:6b
Saya pernah kursus membuat periuk. Bahan pembuatan periuk adalah tanah liat. Namun, untuk bisa mengubah tanah liat menjadi periuk, tanah liat tersebut harus diproses dulu dengan cara dicampur dengan air sehingga adonan tanah liat bisa tercampur dengan mudah. Penambahan air yang terlalu banyak akan menyebabkan adonan terlalu cair sehingga tidak bisa dibentuk, namun jika penambahan air terlalu sedikit akan menyebabkan adonan menjadi keras dan mudah patah saat dibentuk. Setelahnya tanah liat akan dibanting, dipilin, ditusuk, dan diukir. Setelah dibentuk, periuk tersebut harus dijemur selama beberapa hari sampai kering dan dibakar. Bila dalam proses sebelum dibakar ditemukan hal yang cacat, periuk akan dihancurkan kembali untuk diproses ulang. Dalam Kitab Yeremia, analogi ini menjelaskan bagimana Tuhan memproses setiap kita. Bayangkan kita adalah tanah liat yang kadang dibanting, disiram, dikorek, mungkin juga sedang dijemur. Rasanya memang tidak enak, namun hasilnya akan baik ditangan-Nya. Masalahnya apakah kita mau menjadi tanah liat itu?
Dalam Bacaan Injil dituliskan bagaimana di akhir jaman nanti, malaikat akan memisahkan orang yang baik dan yang tidak baik. Yang tidak baik nantinya akan dibuang. Dalam hidup ini, kita sedang berproses seperti yang tertulis dalam kitab Yeremia, semoga saat pemisahan nanti, kita ada dikelompok yang baik dan indah yang telah terbentuk seturut kehendak Allah. (AS)
Relakah saya diproses dalam hidup ini?
No responses yet