Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Minggu, 1 Juni 2025

Hari Minggu Paskah VII / Hari Minggu Komunikasi Sedunia

Kis 7:55-60

Mzm 97:1,2,6-7,9

Why 22:12-14,16-17,20

Yoh 17:20-26

Teruslah Menyapa

Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” – Yoh 17:26

Seperti orang gilakah aku? Kalimat tersebut sering melintas di benak saya seusai berbicara tentang pribadi Tuhan yang penuh kasih dengan menggebu-gebu kepada orang lain. Tidak selalu berbicara juga sih, saat kita mendengarkan curhatan orang lain dengan sepenuh hati pun juga merupakan bentuk kasih yang dianugerahkan-Nya.

Pengalaman saya bertegur sapa dengan pengemudi grabcar yang disambutnya dengan antusias sambil menceritakan perjalanan hidupnya. Meskipun kita berbeda agama, ia menceritakan pengalaman masa lalunya yang kelam (preman, penjudi, sex bebas, miras, dsb), namun sekarang ia dalam masa pertobatan. Wah, sempat deg-degan juga karena pada waktu itu hari sudah malam, namun kami saling bercerita dan berbagi pengalaman hidup bersama Tuhan. 

Ia pun menegaskan perasaan syukurnya pada Allah karena memiliki seorang istri yang bisa menerima apa adanya, dengan segala dosa masa lalunya. Sang istri juga membantunya untuk keluar dari lingkaran dosa, meskipun tidak mudah. Semakin mau bertobat, godaan semakin besar untuk kembali hidup dalam kenyamanan semu. Sesampainya di rumah tujuan, sebelum berpamitan, kami saling berterima kasih dan meneguhkan dengan mendoakan niat baiknya dalam pertobatan. 

Sahabat yang terkasih, di mana pun kita memperkenalkan kasih Allah walau hanya melalui pertemuan yang singkat, namun bisa saja membawa kesan yang mendalam bagi orang lain dan akan menghiasi peziarahan mereka saat berjalan kembali ke arah Tuhan.

Marilah kita senantiasa mewartakan kasih Allah dengan hati yang tulus dan sesuai kehendak-Nya. Semoga Allah selalu memberkati niat baik kita sehingga kasih-Nya semakin dirasakan oleh banyak orang melalui kehadiran kita.(In).

Sudahkah saya senantiasa memupuk benih kasih Allah agar dapat saya bagikan kepada orang lain?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *