Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Hari Minggu Biasa XXII – 01 September 2024
Ul 4:1-2,6-8
Mzm 15:2-5
Yak 1:17-18,21b-22,27
Mrk 7:1-8,14-15,21-23
Tradisi Atau Taat Allah?
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” – Mrk 7:8
Rasanya sudah lama sekali saya memulai tradisi berdoa sebelum makan bersama di dalam keluarga. Entah di rumah atau di restoran, sebelum makan kami akan berdoa besama. Dan biasanya, sayalah yang memimpin doa, karena mama dan kedua keponakan saya tidak bersedia memimpin doa. Namun daripada tidak berdoa sama sekali, lebih baik saya “mengorbankan diri” dengan memimpin doa sebelum makan.
Beberapa kali saya memperhatikan bahwa mama langsung makan bila saya tidak memimpin doa. Saya tidak memimpin doa ketika makanan sudah terhidang karena beberapa alasan, seperti mendadak menerima telpon penting atau tiba-tiba bertemu teman saat makan di restoran. Saya kesal dan ingin rasanya membentak mama karena tidak berdoa dulu sebelum makan. Mengapa mama tidak berpikir untuk bersyukur dan minta berkat Tuhan dulu atas makanan baru menyantap.
Bacaan Injil hari ini tentang perintah Allah dan adat istiadat Yahudi ini menyadarkan saya bahwa Allah tidak mengecam tradisi. Allah senang bila anak-anakNya rajin berdoa, termasuk berdoa sebelum makan. Namun, Allah pasti marah kepada saya bila saya membentak mama saya yang sudah tua karena beliau langsung makan tanpa berdoa terlebih dulu. Bukankah sejak semula Allah memerintahkan agar kita menghormati orang tua kita? Hormatilah orang tuamu, itulah perintah Allah ketiga dari 10 perintah Allah yang diberikan-Nya kepada kita semua. (Yo).
Apakah saya justru melanggar perintah Allah demi tradisi yang saya pegang teguh?
No responses yet