Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 5 Juli 2024
Am 8:4-6,9-12
Mzm 119:2,10,20,30,40,131
Mat 9:9-13
Bijaksana
Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” – Mat 9:11
Ijinkan saya melanjutkan renungan yang saya tulis tepat satu hari yang lalu. Hari yang lalu saya mengatakan bahwa kita mesti membuka hati dan tetap mencari informasi tentang maksud dari perbuatan baik seseorang. Perbuatan baik seseorang ada yang tulus, namun ada juga yang memiliki niat dan motif tertentu. Sebagai contoh setelah pemilu di awal tahun ini, ada calon legislatif yang gagal, mulai mempertanyakan timbal balik perbuatan baik yang selama ini dia lakukan dengan suara rakyat yang dibantunya.
Dari bacaan Injil hari ini, kita membaca bahwa Yesus makan bersama dengan para pelaku kejahatan. Hal ini menimbulkan sebuah polemik. Kita diajarkan untuk tidak bergaul dengan orang-orang memiliki pengaruh buruk. Tetapi Yesus datang untuk makan bersama-sama dengan mereka karena memang kapasitas Yesus adalah sebagai Rabi. Yesus menjalankan tugas bahwa Rabi bukan hanya saja mengajar orang-orang yang baik saja tetapi berita tentang Allah yang hidup harus juga disampaikan kepada orang-orang yang dipandang negatif oleh masyarakat.
Dalam konteks ini, saya percaya bahwa Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada kita untuk tidak menolak orang-orang yang dipandang negatif oleh masyarakat. Kita boleh saja mengenal mereka dan berteman, tetapi kita tidak bisa menghabiskan hidup kita untuk selalu bersama-sama dengan mereka tanpa kita memiliki sebuah komunitas yang kuat yang siap untuk membantu kita untuk ada di jalan benar. (An).
Sudahkah saya bersikap bijaksana dalam hidup bermasyarakat?
No responses yet