Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 06 Maret 2024
Ul 4:1,5-9
Mzm 147:12-13,15-16,19-20
Mat 5:17-19
Karena Kasih
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. – Mat 5:17
Dulu, ketika saya menganggap perayaan Ekaristi hanyalah sebagai sebuah kewajiban, saya tidak merasakan sesuatu yang spesial saat mengikutinya. Bahkan terkadang terasa membosankan saat Romo memberikan homili yang panjang dan sulit dimengerti. Saya juga tidak merasa bersalah ketika sesekali melewatkannya untuk suatu alasan yang kurang jelas.
Pada bacaan Injil hari ini Yesus berkata bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat, yaitu dengan kasih. Hukum Taurat menjadi tak ada gunanya bila dilakukan tanpa kasih, apalagi jika dilakukan dengan motivasi tersembunyi, seperti yang dilakukan oleh kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat. Menggenapi dengan kasih berarti Ia ingin agar kita melakukan semua perintah-Nya berdasarkan kasih; bukan hanya sekedar kewajiban, karena terpaksa atau takut akan hukuman. Menjalankannya karena kasih, jelas terasa lebih ringan dan menyenangkan daripada menjalankan perintah karena terpaksa. Ketika saya merubah mindset bahwa mengikuti perayaan Ekaristi adalah ungkapan kasih saya kepada-Nya dan juga sebaliknya, maka itu bukan lagi kewajiban melainkan suatu kerinduan. Saya menjadi tidak ingin melewatkan misa mingguan, bahkan menambahnya dengan mengikuti misa harian. Saat menerima sakramen tobat, saya juga tak lagi merasa terpaksa melakukannya, malahan merasakan rahmat-Nya Tuhan yang begitu besar. Karena itu, mari belajar untuk selalu melekatkan kasih pada setiap perintah-Nya; sehingga meskipun terkadang terasa berat, namun kita boleh melakukannya dengan penuh sukacita. (Vn).
Apakah aku melakukan perintah Tuhan karena kasihku kepada-Nya?
No responses yet