Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 01 Februari 2023
Ibr 12:4-7,11-15
Mzm 103:1-2,13-14,17-18a
Mrk 6:1-6
Bijaksanakah Menganggap Rendah Orang?
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. – Mrk 6:3
Pada suatu pagi, nada bicara saya sempat meninggi saat berbicara dengan supir kantor.
“Pak, harga bensin naik. Jadi bagaimana?”
“Tetap pakai Pertamax! Pertalite digunakan oleh orang yang berpenghasilan minim. Jangan mengambil hak orang miskin.”
“Bukan, pak. Maksud saya apakah tiap minggu saya hanya isi bensin dengan uang mingguan yang jumlahnya masih sama atau uang mingguannya mau ditambah, agar bensin tetap diisi penuh.”
“Ooh, itu maksudmu. Gak jelas sih tadi ngomongnya.”
Karena dia seorang supir, saya langsung menghakimi dengan pikiran saya sendiri bahwa sang supir ingin “berhemat” dengan menggunakan bensin pertalite. Padahal bukan itu maksud dia. Dia hanya ingin memastikan, jika mobil ingin diisi penuh, maka uang mingguan harus ditambah.
Terkadang kita sering menghakimi orang-orang yang ‘level-nya’ di bawah. Kita seringkali menganggap diri lebih bijaksana dan pandai dari mereka. Beda halnya dengan bos. Apapun yang bos katakan, kita seringkali menganggapnya sesuatu yang bijaksana dan pasti benar.
Hari ini Tuhan menegur saya karena saya sering menghakimi orang lain lewat pikiran dan sikap saya yang tidak bijaksana. Tuhan ingin agar saya bisa melihat orang lain seperti Tuhan melihat mereka. (Yo).
Apakah saya sering menganggap diri paling benar?
No responses yet