Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 01 Juli 2022
Am 8:4-6,9-12
Mzm 119:2,10,20,30,40,131
Mat 9:9-13
Hikmat Paling Berharga
“Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” – Mat. 9:13
Apa yang Yesus lakukan dan tunjukkan seringkali berlawanan dengan hukum Taurat. Hukum Taurat pada jaman itu dapat disamakan seperti hukum yang dibuat oleh manusia pada saat ini. Bukan berarti hukum Taurat salah, namun Yesus ingin menunjukkan bahwa ada hukum yang lebih tinggi, yakni hukum kasih atau belas kasihan; karena di situlah cermin hati Bapa yang sesungguhnya.
Kitab Amsal menggambarkan hikmat-Nya melebihi permata, bahkan semua barang berharga yang ada di dunia ini. Hikmat itu diperoleh dari relasi yang dalam dan erat bersama-Nya. Mengapa hikmat-Nya lebih berharga? Dulu sebelum benar-benar mengenal-Nya, saya tidak mengerti maksud perikop ini. Namun, seiring berjalannya waktu, saya pun memiliki relasi yang lebih dalam dengan-Nya dan mulai mengerti mengapa hikmat-Nya sangat berharga. Di berbagai aspek kehidupan; ketika mengambil keputusan, kita seringkali mempertimbangkannya hanya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang kita punya, tetapi lupa bertanya dan memohon hikmat-Nya agar dapat memutuskannya dengan bijak seturut kehendak-Nya. Otak kita yang kecil ini tidak akan bisa memahami rancangan-Nya yang melampaui segala akal. Di atas semuanya, percayalah ketika kita memohon hikmat-Nya, maka Ia akan memimpin kita dalam setiap langkah kehidupan; kita tidak akan pernah salah jalan, sekalipun jalan yang kita lewati berliku dan penuh kerikil. Dia tahu apa yang terbaik untuk kita dan akan membawa kita kepada tujuan yang membawa keselamatan. (Yy).
Sudahkah kita bertanya dan memohon pimpinan-Nya dalam setiap keputusan yang akan diambil?
No responses yet