Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 01 Mei 2018,
Kis 14:19-28
Mzm 145:10-13,21
Yoh 14:27-31a
Pembawa damai
Damai sejahtera kutinggalkan bagimu, damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan
tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu, janganlah gelisah dan gentar. – Yoh 14:27
Mungkin kita sering melihat gambar Yesus menggendong anak-anak atau domba yang bersandar di dada-Nya. Kalau kita bayangkan anak-anak itu adalah diri kita, bersandar dalam kehangatan dan cinta-Nya, betapa sukacitanya kita.
Di dunia sekarang ini, ada banyak orang yang hidup dalam kesunyian. Mereka jauh dari sapaan. Mereka hidup di tengah hingar-bingar keramaian, Tetapi mereka tenggelam dalam kesendirian dan kesunyian. Atau, kita juga sering melihat orang yang seolah begitu sibuk berinteraksi dengan banyak orang melalui gadget. Padahal sebenarnya semua itu adalah semu. Mereka tidak sungguh-sungguh terkoneksi dengan orang-orang tersebut. Mungkin jauh di dasar hati, mereka menyembunyikan jeritan dan teriakan kebutuhan akan kasih dan penerimaan akan keberadaannya.
Di negara tertentu, ada banyak kisah orang yang mengakhiri hidupnya karena merasa hampa, tidak berarti, tanpa harapan. Bahkan info terakhir yang pernah saya dengar, ada tren di mana anak-anak muda mengurung diri dalam kamar dalam kurun waktu cukup lama dan betul-betul memutus hubungan dengan dunia luar. Dan akhirnya, mereka mengakhiri hidupnya dalam kesendirian.
Yesus yang bangkit mengajak kita untuk bangkit dengan harapan baru melalui sapaan, kasih, kata-kata meneguhkan, sukacita, dan damai sejahtera. Mari kita menjadi pribadi-pribadi yang membawa dan membagikan pengharapan baru kepada orang-orang di sekitar kita, lebih-lebih anak-anak muda merasa yang kesepian. (Ld)
Tuhan, jadikanku pembawa damai.
No responses yet