Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 01 Mei 2022
Hari Minggu Paskah III
Kis 5:27b-32,40b-41
Mzm 30:2,4-6,11-13
Why 5:11-14
Yoh 21:1-19
Di Saat Tua
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki. – Yoh.21:18
Setiap orang pasti akan menjadi tua. Fisik yang melemah, kesehatan yang menurun. Dan daya upaya produktif juga menglami penurunan.
Pada suatu kesempatan, saya bertemu dengan seorang pengu-saha tua yang sukses semasa mudanya. Beliau bercerita, bagaimana dulu ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya dengan kerja keras. Dan ia pun pada akhirnya dapat menikmati buah-buah dari hasil kerja kerasnya itu, bahkan usaha-usahanya dapat diteruskan dan dikembangkan oleh anak cucunya. Dapat terlihat dari pola dan tingkah laku keluarganya, bahwa selain berhasil mengelola bisnisnya, ia juga cukup sukses mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
Di balik kesuksesannya itu, sang kakek bercerita bahwa dulu sewaktu mudanya, ia bebas menentukan kemana kakinya akan melangkah, tempat apa yang ingin ia tuju. Dan sekarang ketika telah lanjut usianya, ia menyerahkan semuanya kepada anak-anak dan cucunya, bahkan pernah suatu waktu ia tidak suka pergi ke tempat yang akan ditujunya. Tetapi karena rasa kasih dan sayangnya pada keluarganya, ia mengalah pada keinginan keluarganya.
Jika kita melihat pada penggalan Injil bacaan hari ini, kejadian sang pengusaha tua itu, hampir sama dengan apa yang dituliskan dalam Injil. Semua proses harus dialami dalam perjalanan hidup seorang manusia. Tetapi yang perlu kita perhatikan, apakah kita dapat mengalahkan perasaan gagah dan hebat yang kita punya, demi untuk kebahagiaan orang lain? (MD)
Tuhan, sadarkan kami bahwa perasaan hebat tu hanyalah sementara.
No responses yet