Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 01 Oktober 2018
Ayb 1:6-22
Mzm 17:1-3,6-7
Luk 9:46-50
St. Teresia –Kanak-kanak Yesus
Yang Pertama
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. – Luk 9:46
Banyak orang berlomba untuk menjadi yang pertama. Sistem pendidikan kitapun masih mengarah ke hal tersebut. Dalam dunia kerja yang sarat dengan kompetisipun, kita ingin menjadi yang pertama. Semua ini karena prinsip dunia, yang pertama adalah yang terbaik. Sayangnya, untuk menjadi yang pertama ini dilakukan dengan cara-cara yang terkadang justru menghancurkan hidup.
Seorang ibu membuat anaknya menghabiskan waktu untuk belajar dan belajar dan belajar, hingga tidak ada waktu untuk bermain atau menikmati waktu bersama teman. Seorang pekerja bekerja hingga larut malam dan mengorbankan hari libur demi untuk mendapatkan prestasi. Seorang pedagang membuka toko tanpa libur untuk mendapatkan uang lebih. Tetapi, benarkah mereka puas dengan apa yang dicapai? Dan ketika mereka menjadi yang pertama, pasti mereka harus berusaha untuk mempertahankan. Kekhawatiran kehilangan dan kekalahan akan mengisi hari-hari mereka.
Yesus memberi contoh seorang anak yang asyik dengan dunianya tanpa berpikir menang kalah atau untung rugi. Mereka menikmati waktu bersama dengan orang yang mereka kasihi. Mereka lebih peduli pada waktu yang akan memisahkan mereka daripada siapa yang lebih atau paling hebat.
Berhentilah sejenak. Cobalah lihat, apa yang sudah kita miliki saat ini? Apa saja yang sudah kita korbankan untuk mencapai tujuan kita? Apakah semua sebanding dengan hasil yang kita capai? Berhentilah untuk membuktikan kepada orang lain siapa yang terbesar. Nikmati waktu yang kita miliki bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. Berusaha menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. (An)
Sudahkah saya mengusahakan yang terbaik bagi diri sendiri?
No responses yet