Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 01 September 2023
1 Tes 4:1-8
Mzm 97:1-2,5-6,10-12
Mat 25:1-13
Menjadi Mak Comblang
Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima diantaranya bodoh dan lima bijaksana – Mat 25:1-2
Kita tentu familiar dengan kisah gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh dalam Injil Matius. Pada jaman Yesus, adalah sebuah kebiasaaan bagi seorang pengantin wanita dikelilingi oleh teman–teman gadisnya. Mereka mengambil pelita dan pergi ke rumah pengantin wanita untuk mempersiapkan pengantin wanita bertemu dengan pengantin laki-laki.
Pada jaman itu, sebuah pernikahan didahului dengan perjodohan.
Nampaknya kesepuluh teman-teman pengantin wanita ini adalah para (mak comblang/pencari jodoh). Sayang, sebagian dari mereka itu gadis-gadis yang bodoh. Sang pengantin pria yang ditunggu-tunggu ternyata datang pada malam hari. Pelita kelima gadis yang bodoh sudah hampir habis dan mereka tidak memiliki cadangannya.
Anggota dewan paroki harian, koordinator bidang, ketua seksi, pengurus wilayah, pengurus lingkungan, pengurus komunitas atau pelayan sebuah kelompok sel, dapat dianalogikan sebagai mak comblang, memfasilitasi orang-orang kepada Kristus. Sebagai mak comblang yang “bijaksana”, tentu melakukan tugas pelayanan ‘dengan minyak yang cukup’, hati yang penuh suka cita, tabah dan setia. Janganlah kita menjadi mak comblang yang “bodoh”. Berbangga dengan jabatan pelayanan, namun tidak mengerjakan tugas dengan sepenuh hati, mengambil keuntungan dan menikmati kenyamanan memangku jabatan sebagai ketua atau pengurus di bidang pelayanan. Saat Kristus datang, mak comblang yang bodoh ini bagaikan gadis yang tidak memiliki persediaan pelita sehingga pintu Kerajaan Allah tertutup dan hilanglah kesempatan mereka untuk masuk kedalamNya. (Yo).
Apakah saya termasuk mak comblang yang bijaksana atau yang bodoh?
No responses yet