Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 10 Agustus 2016
2Kor 9:6-10
Mzm 112:1-2,5-9
Yoh 12:24-26
KACANG HIJAU DAN TAUGE
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. – Yoh 12:24
Saya ingat pengalaman sewaktu duduk di bangku sekolah dasar. Guru IPA (Science) saya memberi tugas percobaan Biologi yang sederhana. Kami diminta menyiapkan botol plastik kosong yang dipotong, lalu sepotong kapas yang dibasahi air ditaruh di dasarnya dan di atasnya beberapa butir kacang hijau.
Setiap hari kami diminta untuk memastikan agar kapas tidak kering. Setelah beberapa hari, ternyata kacang hijau mulai berubah bentuknya. Beberapa hari kemudian, batang kecil berwarna putih mulai muncul di bawah biji kacang hijau itu. Lama-kelamaan, batang itu semakin tinggi sehingga akhirnya menjadi sebatang tauge.
Dalam benak saya saat itu, saya tidak pernah menyangka bahwa kacang hijau dan tauge itu berasal dari satu spesies yang sama. Namun ternyata, ketika kacang hijau berubah menjadi tauge, ia tidak hanya memiliki bentuk yang baru, tapi juga rasa yang baru. Ia bisa dipakai untuk berbagai masakan.
Hidup kitapun tidak jauh berbeda. Kadang kita menghadapi masalah yang berat sehingga kita merasa gagal. Namun, bila kita dihadapkan pada keadaan seperti itu, jangan pernah menyerah. Karena itu tidak berarti perjalanan kita telah selesai. Mungkin kita harus mengubah strategi kita agar bisa menyelesaikan masalah kita, seperti perubahan kacang hijau.
Bayangkan bila kacang hijau menolak berubah menjadi tauge, apa rasanya bila kita makan ketoprak dengan taburan kacang hijau dan bukannya tauge? Jadi, jangan pernah menganggap kegagalan sebagai suatu akhir. Mungkin kegagalan adalah teguran dari Bapa agar kita mau berubah. (Hd)
Apakah saya mengalami kebuntuan dalam hidup? Apa yang bisa saya lakukan untuk kembali meraih impian saya?
No responses yet