Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Rabu, 10 Desember 2025

Yes 40:25-31

Mzm 103:1-4,8,10

Mat 11:28-30

Kuk yang Meringankan

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. – Mat 11:29

Dalam bahasa Indonesia, kuk umumnya merujuk pada alat yang dipasangkan pada leher hewan untuk menarik beban. Jika kuk dipasangkan pada kita, tentu akan terasa membebani. Namun, kuk harus dipasang berpasangan, dan perumpamaan ini menggambarkan Yesus sebagai pasangan kita dalam memikul beban tersebut. Secara etimologi, “kuk” berasal dari Proto-Indo-Eropa *yugóm, yang berarti “bergabung” atau “menyatukan”. Ini mengartikan kuk sebagai kesatuan antara kita dan Yesus.

Beberapa tahun belakangan , saya bergumul dengan depresi. Dosis obat naik turun sudah biasa. Selama itu, saya merasa depresi adalah beban yang harus saya tanggung seumur hidup. Saya selalu merasa gagal, bahkan setiap pagi berharap tidak terbangun. Melewati sehari saja terasa berat. Saya pikir saya memikul kuk, padahal saya hanya menanggung beban itu sendiri.

Suatu hari, saya menemukan ayat Kitab Suci yang menyadarkan saya. Mungkin depresi ini adalah anugerah Tuhan agar saya bisa membantu orang lain yang sedang berjuang melawan hal serupa. Ketika saya membaca perikop hari ini, saya menyadari bahwa saat saya bersyukur, menerima beban, dan menyerahkannya kepada Yesus, di situlah saya mulai memikul kuk yang Dia berikan. Saya menemukan ketenangan, dan beban terasa ringan. Kini saya menjalani hidup yang normal, meski masih dibantu dengan obat antidepresan. Bahkan saat fungsi otak menurun, saya tetap bersyukur dan bahagia, karena Yesus ikut memikul kuk saya agar terasa ringan.

Saudara-saudari seiman, saya bersaksi bahwa perkataan Yesus ini nyata. Kita tidak perlu takut saat menghadapi beban berat. Yesus sendiri mengajak kita, anak- anak-Nya, untuk memikul kuk bersama Dia. Dia akan memberikan ketenangan dan kelegaan, hadir dalam hidup kita, dan turut memikul seluruh perkara kita. Mari pikul kuk yang Yesus sediakan, agar jiwa kita merasakan kelegaan. (PL).

Maukah kita memikul kuk bersama Yesus?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *