Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 10 Januari 2018
1Sam 3:1-10,19-20
Mzm 40:2,5,7-10
Mrk 1:29-39
Berelasi dan Kerinduan Berdoa
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. – Mrk 1:35
Banyak orang Katolik menghadiri Ekaristi setiap hari Minggu dengan semangat menunaikan kewajiban semata. Kalau sudah ke gereja rasanya lega, aman, dan tak ada beban kewajiban yang belum terpenuhi. Hal ini menjadi kurang tepat karena perayaan Ekaristi semestinya adalah kerinduan berdasarkan relasi kita dengan Tuhan, dan bukan soal kewajiban semata.
Mindset “kewajiban” ini juga membuat banyak orang yang tidak berdoa di luar Ekaristi hari Minggu. Tidak ada relasi yang mendalam dan tidak ada waktu serta tempat khusus untuk berdoa. Hal ini sangat kontras dengan apa yang Yesus lakukan. Justru Yesus sendiri menyendiri ke tempat dan di waktu yang khusus untuk berdoa; menyediakan diri secara khusus untuk berelasi dengan Bapa. Bukan soal kewajiban lagi, tapi soal relasi kasih.
Bagaimana kehidupan doa kita sehari-hari? Di jaman now, banyak yang disibukkan oleh maraknya notification di HP, entah Whatsapp, LINE, Facebook, Instagram, Youtube, dan masih banyak lagi. Akibatnya, perhatian kita terpecah dan teralihkan sehingga kita tidak lagi berdoa. Bahkan, tak sedikit yang tertidur dengan masih memegang gadget-nya. Karena itu saya juga berusaha menjauhkan HP saya saat sebelum tidur serta silent mode, supaya saya tidak terganggu olehnya.
Marilah kita berusaha untuk setia dalam kehidupan doa kita atas dasar relasi yang baik dengan Tuhan. (Aw)
Apakah saya meluangkan waktu dan menyediakan tempat khusus untuk berdoa pribadi setiap hari?
No responses yet