Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 10 Juli 2017
Kej 28:10-22a
Mzm 91:1-4,14-15
Mat 9:18-26
PENYERAHAN YANG MENDAHULUI KEBANGKITAN
Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah.. – Mat 9:18
Penyesalan selalu datang terlambat. Banyak orang seakan pasrah akan apa yang sudah terlanjur terjadi. Mereka tidak mau mengingatnya lagi karena mungkin apa yang terjadi terlalu menyakitkan. Bahkan tidak sedikit yang merasa hidup mereka sudah tamat dan berakhir ketika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi dalam hidup mereka.
Seorang kepala rumah ibadat datang kepada Yesus memberikan sesuatu dalam hidupnya yang menurut orang banyak sudah terlambat dan tidak ada harapan lagi. Namun ternyata, apa yang dilakukan olehnya mengubah masa depan dan jalan hidupnya.
Yesus sanggup melakukan banyak hal dalam hidup kita. Ia mampu menggunakan masa lalu yang kita anggap sebagai lembaran kelam menjadi jalan untuk hidup yang indah sesuai dan seturut kehendak-Nya.
Poin penting dalam proses ini adalah penyadaran bahwa kita tidak mampu apa-apa tanpa Yesus. Sama seperti kepala rumah ibadat menyadari bahwa ia tidak mampu berbuat apa-apa lagi karena anaknya baru saja meninggal. Tapi ia tidak berhenti sampai kepada penyadaran ini saja. Ia datang kepada Yesus dengan iman yang besar bahwa Yesus sanggup melakukan segala perkara di dalam hidupnya. Iman inilah yang menggerakkan kuasa Tuhan di dalam hidupnya. (Al)
Sudahkah saya datang kepada Yesus setiap hari dan menyadari bahwa saya tidak bisa apa-apa tanpa Yesus?
No responses yet