Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 10 November 2015
Keb 2:23 – 3:9
Mzm 34:2-3,16-19
Luk 17:7-10
HARTA TAK TERNILAI
Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran. – Keb 3:6
Hari ini, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Sebagai bangsa yang berjuang merebut kemerdekaan, sejarah bangsa kita tentu saja mempunyai ciri khas dibandingkan dengan bangsa lainnya. Ada banyak pahlawan yang berjuang dengan senjata dan mengorbankan nyawa, ada yang berjuang lewat pendidikan untuk mencetak pemimpin bangsa, ada yang memakai kebudayaan, ada yang lewat politik, juga dengan media seperti koran dan radio.
Bacaan pertama hari ini melukiskan tentang para martir dan orang kudus Gereja. Kita boleh bangga bahwa sebagai Gereja, kita memiliki Kitab Kebijaksanaan dan memiliki para kudus dan martir yang memberikan kesaksian akan Kristus sepanjang sejarah Gereja. Ini adalah harta milik yang tidak dimiliki oleh semua yang menyebut dirinya gereja.
Ada seorang ibu yang ingin mengenal kekristenan. Ia belajar tentang Tuhan di gereja lain dan dibaptis. Pada suatu hari, ia ingin tahu sejarah gereja dan orang-orang kudus, tapi di gerejanya ia tidak menemukan informasi tersebut. Karena keingintahuannya yang besar, ibu ini akhirnya belajar dari gereja Katolik. Setelah melihat sejarah panjang gereja dan barisan para kudus dan martir yang telah memberikan hidup mereka demi keberlangsungan gereja, ibu ini akhirnya menjadi Katolik.
Kematian para martir bukan sesuatu yang sia-sia, tetapi menjadi persembahan terbesar kesaksian iman mereka dan Tuhan ber-kenan menerima persembahan yang demikian dan akan memulia-kan mereka bersama diri-Nya. (Pt)
Dalam mewartakan kasih Tuhan, apakah saya berusaha memberikan yang terbaik dari diri saya?
No responses yet