Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 11 Agustus 2016
Yeh 12:1-12
Mzm 78:56-59,61-62
Mat 18:21 – 19:1
KEMURAHAN HATI
Maka BapaKu yang di surga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. – Mat 18:35
Bicara soal mengampuni, dibutuhkan kemurahan hati dari kita. Mengampuni bukan berarti kita tidak mengingat kesalahan orang lain, tetapi dalam tahap mengampuni berarti kita memutuskan untuk melepaskan kemarahan, kebencian, kejengkelan yang disebabkan oleh orang yang menyakiti hati dan melukai kita. Mengampuni berarti tidak membalas apa yang dilakukan terhadap kita.
Sebesar dan sedalam apapun penderitaan yang muncul karena kesalahan dari orang lain, tetap tidak dapat mengubah jalan cerita hidup kita. Akan tetapi yang jadi masalah adalah, apakah kita akan membiarkan diri kita terus dibebani oleh kemarahan dan luka? Sementara yang menyakiti dan melukai kita seringkali malah tidak merasa apa-apa.
Ketika kita tidak mengampuni, sadarkah kita kalau kekesalan, kemarahan, kepahitan, atau luka yang terus kita bawa merupakan penderitaan bagi tubuh dan jiwa kita. Sering kita mendengar bahwa perasaan negatif berpengaruh terhadap kondisi fisik kita. Bahkan tak jarang orang mengatakan juga bahwa penyakit yang kita derita biasanya karena kita menyimpan perasaan negatif tertentu yang belum kita lepaskan.
Mari kita belajar untuk menyerahkan dan melepaskan segala perasaan negatif kepada Yesus. Biarlah Yesus menjadi Hakim yang adil antara kita dengan orang yang berperkara dengan kita. Yang penting sekarang, waktunya bagi kita untuk meninggalkan beban tersebut di bawah kaki Yesus. (An)
Sudahkah saya mencoba mengampuni orang-orang yang bersalah kepada saya?
No responses yet