Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 11 Februari 2016
Ul 30:15-20
Mzm 1:1-4,6
Luk 9:22-25
PILIH YANG MANA
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? – Luk 9:25
Saat dunia menawarkan indahnya kemewahan dan kenikmatan, sulit rasanya untuk menolak dan mengatakan “tidak”. Begitu tawaran itu muncul, pikiran kita segera melambung dan mengarahkan kita pada kesenangan-kesenangan yang akan kita peroleh, sehingga kita tidak terlalu perduli dengan konsekuensi yang harus ditanggung.
Seorang rekan kerja saya berada dalam kondisi terlena yang membuatnya semakin terhanyut mendekati titik kehancuran yang tidak disadarinya. Awalnya ia melakukan penyelewengan dalam jumlah kecil. Namun situasi nyaman membawanya melakukan tindakan tersebut dalam jumlah yang lebih besar. Lama-kelamaan, tanpa rasa bersalah dan takut, ia menggunakan kesempatan dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi apa yang menjadi keinginannya menggapai kesenangan.
Meski seringkali perbuatan kita membuat kita semakin jauh dari Tuhan, tetapi Tuhan begitu baik dan sangat mengasihi kita. rekan saya ditegur Tuhan dengan terungkapnya peristiwa yang dilakukannya. Tuhan memberinya kesempatan kedua, meski ia tetap harus menanggung konsekuensi kehilangan pekerjaannya.
Kejadian rekan ini membuat saya bertanya dan menilik ke kedalaman hati. Apa gunanya jika saat ini kita berbangga hati telah mendapatkan kesenangan duniawi yang bersifat semu jika nantinya kebahagiaan kekal bersama kasih-Nya tidak dapat kita rasakan? Masihkah kita berusaha sekuat tenaga menggapai yang semu jika yang kekal menjadi taruhannya? (Cr)
Mana yang menjadi pilihan saya? Yang semu atau yang kekal?
No responses yet