Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 11 Juli 2022
St. Benediktus
Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mat 10:34 – 11:1
Syarat Terjawabnya Doa
“Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.” – Yes. 1:15
Bacaan hari ini menyadarkan saya akan semua korban persembahan, baik itu domba maupun lembu; bukanlah jaminan bahwa Tuhan akan berkenan dan menerimanya. Bahkan Tuhan berkata, persembahan Itu menjadi kejijikan bagi-Nya apabila kita masih hidup di dalam dosa dan pelanggaran. Kita mungkin telah “berkurban” banyak atau dalam jumlah besar, namun yang paling Ia kehendaki adalah persembahan hidup berupa diri kita sendiri. Apakah pikiran, perkataan, dan perbuatan kita sudah berkenan dan seturut firman-Nya?
Saya mengalami Roh Kudus seringkali menegur dan meng-ingatkan saya akan hal ini. Kita sering menganggap remeh perlakuan kita terhadap orang-orang di sekitar, terutama mereka yang terdekat; seperti terhadap suami atau istri, anak, orang tua, maupun karyawan. Hal yang paling sering terjadi di saat pandemi adalah ketika memiliki banyak waktu bersama anak-anak di rumah (dikarenakan sekolah online); justru kata-kata saya berisi keluhan, kekecewaan, frustasi, dan tuntutan. Tetapi Roh Kudus kembali mengingatkan dan menegur saya; bahwa sebanyak apapun persembahan atau waktu yang kamu berikan untuk melayani-Nya akan menjadi sia-sia ketika kita masih melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Jika kita tidak benar-benar menjaga sikap dan perbuatan, maka Tuhan pun tidak akan mendengar doa-doa kita. Ketaatan adalah kunci doa yang dijawab. (Yy).
Di saat tidak ada orang yang melihat, apakah hidup kita sungguh taat dan berkenan di mata-Nya.
No responses yet