Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 11 Juni 2016
Kis 11:21b-26; 13:1-3
Mzm 98:2-6
Mat 10:7-13
DI BALIK LAYAR
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. – Kis 11:26
Seorang teman saya mempunyai jiwa sangat sederhana. Pertama kali bertemu dengannya, orang tak akan menyangka siapa dirinya. Di balik kesederhanaannya, ia merupakan salah seorang inisiator sebuah komunitas Katolik di Wellington, Selandia Baru. Ia selalu bekerja di belakang layar, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang “tidak penting”, tetapi telah membuat komunitasnya berkembang. Dalam keterbatasannya, ia mendidik anak-anak muda menjadi murid Kristus yang bersemangat untuk melayani.
Petrus dan Paulus dipandang sebagai pelopor dari perluasan pewartaan kepada bangsa lain, tetapi Barnabas juga memainkan peran yang tidak kecil di belakang layar. Ia yang memperkenalkan Paulus kepada para rasul, bersama Paulus membangun Gereja di Antiokhia, dan memberi visi pada Paulus menjadi misionaris bagi bangsa lain.
Visi Gereja di Antiokhia menjadi model bagi Gereja di tempat lain. Ini merupakan terobosan luar biasa sebab sebelumnya, Gereja masih merupakan sebuah “sekte” dalam Yudaisme. Tapi sekarang menjadi mandiri, terlepas dari Yudaisme.
Pelayanan Barnabas dan keterbatasan teman saya dengan “peran kecil”nya di belakang layar telah menginspirasi saya bahwa, sebuah peran bisa saja kecil, tetapi sebuah tugas untuk Kristus tak ada yang kecil dan mampu menghasilkan buah yang akan berbuah terus. (Pt)
Apakah saya masih tetap bersemangat dalam pelayanan untuk Gereja? Adakah buah yang bisa saya lihat berlipat ganda dalam pelayanan saya?
No responses yet