Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 11 Maret 2022
Yeh 18:21-28
Mzm 130:1-8
Mat 5:20-26
Sabaar.. Jangan Marah-Marah!
Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. – Mat.5 :22
Buat orang yang bekerja di bidang Keuangan dan Akuntansi, bulan Maret adalah bulan tersibuk. Perusahaan harus tutup buku tahunan dan harus lapor pajak tahunan. Belum lagi jika perusahaan kita sedang diaudit. Kesibukan akan lebih parah jika kita menangani beberapa perusahaan sekaligus.
Emosi dan nada bicara kerap kali menjadi tinggi. Kesabaran seolah hilang dibawa angin. Itulah yang saya rasakan di kantor. Saya ingin semua karyawan bekerja cepat dan tepat. Namun selalu ada saja hal-hal yang menghambat, mulai dari komputer yang sering hang, system perpajakan on line yang errorsampai ada karyawan yang sakit.
Suatu malam saya merenung. Saya bukan satu-satunya orang keuangan di dunia ini. Begitu banyak orang keuangan, dan kami pasti sama-sama sibuk. Yang dibutuhkan adalah perencanaan yang baik, apa yang harus menjadi prioritas. Dan itu semua harus dilakukan setiap hari.
Emosi dan marah tidak akan menyelesaikan masalah, namun hanya meninggalkan sakit hati. Saya bayangkan seandainya saja, salah satu karyawan saya mengundurkan diri, saya pasti sangat kewalahan untuk mencari karyawan baru. Banyak sekali waktu yang saya habiskan untuk mengajarkan karyawan baru tersebut dan pekerjaan saya sendiri pasti terbengkalai.
Kesadaran bahwa saya tidak boleh egois mengingatkan bahwa saya harus menghormati martabat manusia. Saya harus mengasihi sesama seperti Allah mengasihi saya. Tidak ada mahluk yang sempurna. Demikian pula tidak ada pekerjaan yang sempurna. Namun, cinta kasih dan penghargaan kepada sesama pasti membuat kita menjadi manusia yang lebih sabar. (Yo).
Apakah saya sudah menjadi orang yang lebih sabar hari ini?
No responses yet