Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 12 Desember 2017
Yes 40:1-11
Mzm 96:1-3, 10-13
Mat 18:12-14
Tuhan adalah Gembalaku
Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yanag tidak sesat. – Mat 18:13
Sungguh benar perkataan Yesus bahwa akan lebih menggembirakan jika domba yang tersesat dapat ditemukan dibandingkan dengan kebersamaan dengan domba yang tidak tersesat. Karena, domba yang tersesat, tanpa tuntunan tuannya bisa saja binasa oleh pemburu yang jahat. Oleh karena itu, tuannya pasti berusaha untuk menemukannya kembali.
Mengapa domba bisa tersesat? Mungkin ia melihat rumput hijau di tempat lain dan lari ke tempat itu sehingga terpisah dari kawanannya. Mungkin karena tidak mengikuti tuntunan gembalanya. Atau mungkin karena asik menikmati rumput hijau sehingga tidak menghiraukan perintah tuannya.
Domba yang tersesat adalah diri kita. Saat kita tersesat oleh hal duniawi dan tidak lagi menghiraukan perintah Tuhan, kita pasti akan binasa. Oleh sebab itu, Tuhan terus mencari dan berusaha membawa kita kembali kepada-Nya, melalui pertobatan. Bahkan demi untuk membawa kita kembali, Ia mengutus Putra-Nya sebagai silih untuk menebus dosa-dosa kita. Begitu besar kasih Tuhan bagi manusia yang Ia tunjukkan sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa. Tuhan mempersiapkan karya keselamatan bagi manusia melalui kehadiran Yesus.
Dalam masa Adven ini, mari kita melihat kembali diri kita, apakah kita masih menjadi domba yang tersesat? Mari berseru memohon pertolongan-Nya, agar kita tahu jalan untuk kembali kepada-Nya. (In)
Bapa di surga, mampukanku untuk selalu mengikuti tuntunan-Mu, sehingga aku dapat selalu berada di dalam penggembalaan-Mu.
No responses yet