Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 Desember 2015
Sir 48:1-4,9-11
Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19
Mat 17:10-13
HATI BAPA
..dan mengembalikan hati Bapa kepada anaknya.. – Sir 48:10
Awal ikut dalam persekutuan doa di kampus, senang rasanya melihat para senior pintar berdoa. Sepertinya mereka begitu dekat dengan Tuhan dan membuat saya bertanya mengapa saya merasa begitu jauh dengan Tuhan ketika saya berdoa. Jawabannya baru saya temukan saat saya ikut Retret Hati Bapa.
Ternyata, gambaran ayah kita dapat merusak gambaran dan sekaligus relasi kita dengan Bapa di surga. Ayah saya termasuk tipe ayah yang kaku. Karena sibuk mencari nafkah, waktunya untuk kami sangat kurang. Bahkan kami jarang sekali mengobrol. Hal ini membuat saya terkadang merasa iri melihat teman-teman yang begitu dekat dengan ayah mereka.
Suatu kali saya menyatakan kerinduan saya agar ayah bisa ikut melayani di gereja, tapi ayah merespon dengan mengatakan, “Ayah ini sibuk kerja untuk kalian. Kalau ayah sibuk di gereja, kalian mau makan apa?” Mendengar jawaban itu, saya langsung masuk kamar dan menangis sejadi-jadinya. Ternyata peristiwa itu membuat hubungan saya dengan Tuhan terasa jauh. Namun lewat retret tersebut, saya bisa mengampuni ayah sejak saat itu saya selalu berdoa bagi ayah untuk mau bekerja di ladang Tuhan.
Entah berapa tahun saya mendoakan itu, dan perlahan tapi pasti, ayah mulai berubah. Ayah mulai rajin ke gereja, bahkan aktif dalam pelayanan. Bukan itu saja, relasi saya dengan ayah pun dipulihkan. Kami bisa menjadi akrab satu sama lain.
Mari kita berdoa untuk para ayah, agar mereka memiliki relasi yang dekat dengan anak-anak sehingga memberi gambaran yang benar tentang Bapa di surga. (Ar)
Adakah hal yang membuat saya bangga akan ayah saya?
No responses yet