Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 12 Februari 2021
Kej 3:1-8
Mzm 32:1-2,5-7
Mrk 7:31-37
Menjadi Baik
Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata. – Mrk 7:37
Bagi saya, hal yang paling menyenangkan waktu kecil adalah bermain dengan mainan baru. Ya, hal itu menjadi sangat menyenangkan karena saya menyukai hal-hal baru. Tetapi lambat laun, keisengan saya muncul dan mulai membongkar mainan tersebut. Akibatnya, mainan itu tercerai-berai dan menjadi rusak. Sesekali, saya akan minta tolong. Namun yang lebih sering adalah saya menutupi hal tersebut karena takut dimarahi.
Dalam hidup yang semakin hari terasa semakin berat, seringkali kita merasa putus asa atas permasalahan yang tak kunjung selesai. Ada kalanya kita mengalami kebingungan dalam usaha mencari jawaban atas masalah yang kita hadapi. Tak jarang pula kita menghindar dari masalah tersebut dan membiarkan waktu yang memutuskan.
Bacaan Injil hari ini menulis dengan jelas bahwa Yesus memisahkan orang tuli dan gagap ini sendirian. Menurut saya, Yesus ingin meminta kita bertemu dengan-Nya secara pribadi. Ia menginginkan kita tinggal dalam Dia dalam doa dan keheningan. Ia berharap kita menantikan pertolongan-Nya. Namun hal ini nampaknya menjadi sangat sulit untuk kita lakukan.
Bagaimana mungkin keheningan bisa menyelesaikan masalah kita? Saya juga tidak tahu, tetapi cara Tuhan bekerja berbeda dengan cara kita. Saya hanya berani mengatakan bahwa Dia akan menjadikan segala sesuatu baik. Pertanyaannya, apakah kita memiliki keberanian untuk datang kepada-Nya? (An)
Sudahkah saya menemukan Yesus dalam kesendirian?
No responses yet