Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 12 Jun 2018
1Raj 17:7-16
Mzm 4:2-5,7-8
Mat 5:13-16
Hendaklah Terangmu Bercahaya
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. – Mat 5:14
Kesal sekali! Itulah perasaan saya ketika merasa dipermainkan oleh anak buah sendiri. Sudah diberi kesempatan berulang kali, sudah mendengar permohonan maaf berulang kali, sudah melebarkan toleransi, tetap tetap saja janji yang diulang-ulang tidak ditepati. Hari ini minta maaf, besok terulang lagi. Begitu terus-menerus.
Dari bolos kerja, terlambat masuk, tidak bisa dihubungi, tidak melakukan pekerjaan dengan baik, hingga diberi peringatan terakhir. Padahal baginya, pekerjaan ini sangat ia butuhkan untuk membantu keluarganya juga.
Saya tergoda untuk memarahinya dengan kasar karena kinerjanya yang sangat buruk. Namun tidak saya lakukan karena profesionalisme dan kesadaran saya. Apa gunanya saya memaki-maki? Dia akan sakit hati dan sayapun akan menjadi sakit kepala. Jadi saya memilih untuk tidak melihat ini sebagai masalah pribadi, tetapi masalah pekerjaan. Lebih baik saya mencari penggantinya dan melihat solusi yang baik daripada harus bersikap kasar meluapkan kekesalan saya kepadanya.
Orang-orang di sekeliling saya akan melihat perbuatan saya. Untuk menjadi terang, sayapun harus memperlihatkan terang. Jangan sampai menjadi lepas kontrol hanya karena kesal. Jika demikian, bukanlah terang yang saya perlihatkan.
Marilah kita menyadari bahwa kita adalah terang dunia dan harus bercahaya bagi sesama kita supaya Allah dipermuliakan. (Aw)
Apakah saya sudah menjadi terang bagi orang-orang di sekeliling saya?
No responses yet