Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 Juni 2021
2Kor 5:14-21
Mzm 103:1-4,8-9,11-12
Mat 5:33-37
Hati Tersuci SP Maria
Yang Berasal Dari Si Jahat
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. – Mat 5:37
Entah belajar dari mana, seringkali saya melihat keponakan saya berbohong sejak kecil. Seringkali ia berkata tidak jujur karena takut dimarahi atas kesalahan atau kelalaian yang dilakukannya. Ia akan mencari alasan yang panjang, bahkan menyalahkan orang lain demi dirinya terbebas dari hukuman yang harus ditanggungnya.
Lucunya, hal tidak baik seperti itu tidak hanya dilakukan oleh anak kecil, tetapi juga oleh lansia yang seharusnya sudah lebih bijak. Harus diakui, sifat membela diri dengan berbohong dan mencari-cari alasan bisa melekat sampai usia lanjut karena sudah menjadi kebiasaan. Dan jika sudah menjadi kebiasaan, hal itu seolah terjadi secara spontan.
Dalam dunia hukum, banyak perkara yang membutuhkan kejujuran. Pernyataan yang tidak dilebih-lebihkan ataupun dikurangi sangat penting dalam proses pengadilan agar perkara dapat diputuskan secara adil. Tetapi hal itu tidak mudah. Justru, semakin besar perkaranya, semakin rumit penyelesaiannya karena banyak pihak yang terlibat dan berkepentingan untuk menang. Masing-masing pihak bisa merasa dirinya benar sehingga bisa menambahkan ataupun mengurangi fakta yang terjadi.
Perikop Injil hari ini mengingatkan kita untuk berani mengatakan ya atau tidak atas apa yang telah kita lakukan. Dalam keseharian, banyak sekali tantangan dan godaan yang dihadapkan pada kita untuk menambahkan ataupun mengurangi dari apa yang sudah terjadi. Kejujuran yang murni adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, yang perlu kita perjuangkan dengan segala konsekuensinya. (Md)
Apakah saya sudah dapat mengamalkan kejujuran dalam setiap nafas kehidupan ini?
No responses yet