Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 Mei 2018
Kis 18:23-28
Mzm 47:2-3,8-10
Yoh 16:23b-28
Hari 2 Novena Pentakosta
Tidak malu
Ia (Apolos) mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Setelah Priskila dan Akwila mendengarnya,
mereka membawa Apolos ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Tuhan. – Kis 18:26
Pekerjaan Priskila dan Akwila adalah tukang tenda (Kisah Para Rasul 18:1-3). Bisa jadi mereka berasal dari kaum yang berpendidikan rendah. Apolos adalah seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam Kitab Suci. Ia berasal dari Aleksandria, sebuah kota yang menjadi pusat pendidikan pada saat itu.
Priskila dan Akwila menerima Apolos di rumah mereka. Karena Apolos hanya mengetahui sampai baptisan Yohanes, mereka mengajarkan Injil kepada Apolos. Mereka tidak takut, minder, atau malu karena pendidikan Apolos yang jauh lebih tinggi, sedangkan mereka hanyalah tukang tenda. Kesederhanaan bukan menjadi alasan untuk tidak melayani.
Bulan Mei adalah bulan Maria. Seluruh umat basis diharapkan mengadakan doa rosario dari rumah ke rumah. Ada banyak ketua lingkungan yang mengalami kesulitan mencari rumah untuk tempat berdoa rosario bersama. Banyaklah alasan yang diberikan umat: rumah kecil, tidak punya pembantu, dan lain sebagainya. Sebetulnya, rumah yang dipakai doa akan menjadi rumah berkat. Rahmat Tuhan tercurah kepada keluarga yang ada di rumah itu.
Pada masa ini, kesaksian hidup sangatlah diperlukan. Kerelaan hati dan kesediaan melayani yang merupakan ungkapan syukur kita kepada Tuhan Yesus menjadi berkat buat orang lain. Semoga lewat kesederhanaan dan keterbatasan kita, kita tetap mampu melayani Tuhan dalam setiap kesempatan hidup kita. Hidup ini adalah kesempatan. (Yo)
Marilah membuka hati dan membuka pintu rumah untuk tempat berdoa.
No responses yet