Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 November 2016
3Yoh 5-8
Mzm 112:1-6
Luk 18:1-8
SEJAUH DOA
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. – Luk 18:1
Sekitar dua tahun lalu, ibu saya mengalami beberapa penyakit yang cukup parah dalam waktu bersamaan. Sakitnya membuat ibu tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Banyak hal yang mendadak berubah. Keluarga kami yang menjadi terpuruk. Biaya perawatan ibu di rumah sakit yang tidak sedikit membuat kami bingung dan menjadi sangat khawatir.
Saat itu saya berpikir, saya telah menjadi anak Tuhan yang baik dan tidak pernah melanggar perintah-Nya sehigga saya bertanya mengapa hal ini harus dialami ibu dan keluarga saya. Sempat saya memaksa Tuhan agar segera menyelesaikan masalah sakit ibu agar kami sekeluarga tak perlu merasakan kesedihan dan kekhawatiran. Saya masih dipenuhi oleh pikiran-pikiran instan.
Seiring berjalannya waktu dan proses penyembuhan ibu, saya sadar bahwa yang dibutuhkan adalah doa. Doa yang tak pernah putus demi kesembuhan ibu. Proses penyembuhan yang sangat tidak mudah harus kami lalui bersama, tapi karena doa yang terus-menerus memampukan kami untuk melewati semua itu. Saat ini ibu telah sembuh, meski tidak kembali seperti sebelumnya. Tapi keadaan ibu sekarang sudah sangat menggembirakan.
Teman, saya yakin tidak ada kehidupan kita yang berjalan mulus tanpa rintangan sedikitpun. Tapi ayat hari ini mengingatkan kita bahwa apapun yang kita alami dalam hidup ini, berdoalah. Karena Dia yang Maha Tahu hanyalah sejauh doa. (Ve)
Bagaimana kehidupan doa saya selama ini?
No responses yet