Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 12 November 2022
St. Yosafat
3 Yoh 5-8
Mzm 112:1-6
Luk 18:1-8
Push
”Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?.” – Luk 18: 6-7
Putus asa ketika doa tidak dijawab-jawab. Malas berdoa ketika tidak dikabulkan. Kecewa ketika hasil doa berbeda dengan yang diharapkan. Adakah Tuhan peduli dan mengasihiku?
Dalam doa seharusnya tidak memaksa dan menuntut Tuhan. Seharusnya mencari kehendak Tuhan bukan dengan keegoan diri. Doa dibangun atas dasar kerinduan bukan kebutuhan.
Butuh bertahun-tahun untuk dapat mengampuni mama yang melukai hatiku baik dalam perkataan maupun tindakannya. Aku mempersembahkan 9 putaran rosario setiap hari selama +/- 3 tahun. Berdoa agar mampu mengampuni mama dan mengasihinya serta mohon pengampunan agar mama juga mengampuniku jika ada kata-kata dan perbuatanku baik sengaja atau tidak sengaja telah melukai hatinya. Puji Tuhan akhirnya terjadi rekonsiliasi.
Datang pada Tuhan dan jangan pernah menyerah jika doa belum terjawab. Terus berdoa, memiliki kualitas waktu dengan Tuhan agar peka mendengar suaraNya. Dengan berdoa aku tidak berjuang sendiri, ada Tuhan yang menyertai dan membimbingku. (TL).
“Bagiku doa adalah ayunan hati. Suatu pandangan sederhana ke Surga, seruan syukur dan cinta kasih, baik di tengah pencobaan maupun kegembiraan.” – St.Theresia
No responses yet