Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 12 Oktober 2016
Gal 5:18-25
Mzm 1:1-4,6
Luk 11:42-46
HIDUP DALAM KEBENARAN TUHAN
Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah, yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. – Luk 11:42
Untuk dapat hidup sesuai kebenaran Tuhan di jaman sekarang ini sulit. Begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dan dibutuhkan mental yang kuat agar tidak terbawa arus.
Yang menyedihkan, praktek kehidupan menggerejapun tak lepas dari tantangan. Karena ada begitu banyak orang yang seolah memakai kedok dengan menampilkan perilaku manis di luar, namun hidup mereka yang sebenarnya tak jauh dari kemunafikan. Sikap yang ditampilkan terlihat begitu rohani, tapi perbuatan di baliknya begitu mencengangkan hati nurani.
Ada ungkapan yang mengatakan “hidupmu adalah kesaksianmu”, dan ini sungguh benar. Tidak akan ada artinya jika kita melakukan yang baik kepada Tuhan, sedangkan perbuatan kita kepada sesama sama sekali tidak mencerminkan kasih dan keadilan. Hubungan vertikal dengan Tuhan perlu ditopang oleh hubungan horisontal dengan sesama. Sudahkah kita menjaga keseimbangan hal tersebut dalam hidup kita?
Jangan-jangan kita lebih sering bersikap seperti orang Farisi yang dikecam Yesus karena kemunafikannya. Mungkin kita melakukan yang baik di hadapan orang, tetapi yang sebaliknya di dalam kegelapan. Sadarlah kalau Tuhan menginginkan kejujuran dan hidup berintegritas sebagaimana kita diciptakan sesuai dengan gambaran-Nya. (Ld)
Apakah saya sudah hidup jujur di hadapan Tuhan dan sesama?
No responses yet