Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 13 Desember 2017
Yes 40:25-31
Mzm 103:1-4,8,10
Mat 11:28-30
Kelegaan ada di dalam Kristus
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. – Mat 11:28
Ketika mengikuti suatu retret, ada sesi meditasi dimana kita dituntun untuk melihat ke dalam diri kita masing-masing. Kita diajak untuk melihat relasi kita dengan orang tua, dengan saudara, dengan orang yang pernah menyakit, dengan Tuhan, dan dengan diri kita sendiri. Kita diminta untuk mengasihi semua orang itu dan memaafkan jika ada yang menyakiti kita.
Jika kita marah kepada Tuhan, maka kita perlu melepaskan diri dari kemarahan kepada Tuhan. Sosok Yesus menjadi pusat dari meditasi tersebut yang memberikan kedamaian, kelegaan, kekuatan, rasa aman, dan perlindungan. Demikian juga kepada diri sendiri apabila kita terlalu keras dan menuntut diri hingga merusak diri sendiri. Kitapun diajak untuk mengampuni dan melepaskan diri dari kemarahan tersebut.
Saya menangis, dan banyak peserta lainpun menangis. Banyak dari kami merasa dipulihkan dan diberkati. Bagi saya pribadi, beban saya terasa lebih ringan. Kekesalan dan beban yang terpendampun keluar. Tuhan sungguh memberikan kedamaian. Itulah kelegaan yang saya dapatkan dari retret itu. Tuhan sungguh memberkati saya. Jika ada kesempatan, saya akan menyarankan orang lain untuk ikut retret seperti itu karena sangat membantu dalam memperbaiki diri dan relasi dengan sesama.
Bila kita memendam kemarahan dan kekesalan, ada baiknya kita mencari bantuan dan sarana untuk memulihkan diri kita. Jangan menunggu sampai hal itu menggerogoti diri kita, menjatuhkan kita, serta menjauhkan kita dari Tuhan. Marilah kita mencari-Nya yang sanggup memberi kita kelegaan dan pemulihan. (Aw)
Apakah saya mencari Tuhan dalam pemulihan diri saya?
No responses yet