Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 13 Januari 2021
Ibr 2:14-18
Mzm 105:1-4,6-9
Mrk 1:29-39
Tidak Tahu Diri
Kemudian perempuan itu melayani mereka. – Mrk 1:31
Tanpa kita sadari, terkadang hidup ini membuat kita bersikap tidak tahu diri. Ketika dalam kondisi baik, kita sering lupa bersyukur, malah larut dalam kesenangan dan keegoisan kita. Begitu kondisi berubah menjadi tidak baik – kesehatan yang menurun, ekonomi yang terpuruk, relasi yang hancur – barulah kita ingat akan Tuhan dan mencoba mendekatkan diri kepada-Nya. Bahkan kita berubah menjadi rajin berdoa. Kalau perlu, tiga putaran rosario dalam sehari. Bahkan ikut persekutuan doa dan berpuasa setiap hari.
Namun setelah kondisi membaik kembali – kesehatan pulih, bisnis mulai berjalan lancar, relasi menemui titik terang – kita kembali kendor dalam kehidupan rohani. Kompromi demi kompromi kita lakukan dengan berbagai alasan. Seakan kita tidak ingat lagi apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Bacaan Injil hari ini menegur kita lewat kisah ibu mertua Simon Petrus yang segera melayani Yesus ketika ia disembuhkan. Kita sering menyebut Yesus sebagai Tabib yang ajaib, Konselor yang perkasa, Raja damai, dan kita datang hanya saat hidup bermasalah. Begitu masalah hilang dan keadaan baik, kita pergi dan tidak kembali lagi.
Yesus adalah Tuhan yang memiliki seluruh hidup kita, sehingga apapun keadaan kita – dalam sakit, susah, lemah, sehat, baik, kuat – kita harus melayani Dia. Sebab Ia layak untuk menerima apapun yang terbaik dari diri kita. Sekali lagi, jangan sampai kita menjadi orang yang tidak tahu diri dan hanya hidup untuk diri sendiri. (Al)
Apakah saya sering bersikap “tidak tahu diri” di hadapan Tuhan?
No responses yet