Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 13 September 2021
Yohanes Krisostomus Pujangga Gereja
1 Tim 2: 1-8
Mzm 28: 2,7-9
Luk 7: 1-10
SANTO YOHANES KRISOSTOMUS
“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita…”-1 Tim 2: 3
Hari ini Gereja memperingati pesta Santo Yohanes Krisostomus, ia adalah Uskup dan Pujangga Gereja. Santo Yohanes lahir di Antiokhia pada tahun 349 M. Ayahnya seorang perwira tinggi militer yang meninggal dunia beberapa waktu setelah ia dilahirkan. Yohanes dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh sang ibu yang bernama Anthusa, seorang wanita Kristen yang saleh dan bijaksana. Yohanes dididik dalam tata cara hidup yang sesuai dengan kebangsawanan mereka.
Ketika berusia 20 tahun, Yohanes belajar retorika dibawah bimbingan Libanius, seorang ahli pidato yang terkenal dimasa itu. Sekitar umur 20-an tahun, Yohanes baru dipermandikan menjadi Kristen. Kemudian bersama beberapa orang temannya, ia mendalami cara hidup membiara dan belajar teologi di bawah bimbingan Diodorus dari Tarsus. Setelah itu, selama 6 tahun, ia hidup menyendiri sebagai rahib di pegunungan Antiokhia. Sekembalinya ke kota, Yohanes ditahbiskan menjadi diakon oleh Uskup Meletius dan pada tahun 386 ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Flavian I dari Antiokhia. Ia ditugaskan mewartakan Injil di Antiokhia.
Pada musim gugur tahun 397, Yohanes diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Dia adalah seorang Bapa Gereja awal yang penting. Ia dikenal dengan kefasihannya dalam khotbah dan berbicara di depan umum, kecamannya atas penyalahgunaan wewenang oleh para pemimpin gerejawi dan politik. Oleh karena itu, ia dibenci oleh pembesar-pembesar kota dan Uskup lainnya, sehingga dia diasingkan, dalam pengasingan itu ia banyak mengalami penderitaan, sehingga ia meninggal pada tahun 407 M. Ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus. Yohanes dikenal sebagai Uskup yang saleh. Karena khotbah dan tulisan-tulisannya yang sangat berbobot, ia dijuluki ”Krisostomus” yang artinya “Si Mulut Emas “. ( sumber : https://katakombe.org).
Mari kita belajar seperti Santo Yohanes Krisostomus, melalui perkataan dan perbuatan kita, kita bisa menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Jangan pernah takut menghadapi segala tantangan dan rintangan sebagai saksi Kristus, karena Tuhan selalu menyertai kita di manapun kita berada. Just do it! ( Ar )
Sudahkah saya menjadi berkat bagi sesama melalui perkataan dan perbuatan saya sehari-hari ?
No responses yet