Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 14 April, 2017
Yes 52:13 – 53:12
Mzm 31:2,6,12-13,15-17,25
Ibr 4:14-16; 5:7-9
Yoh 18:1 – 19:42
Jumat Agung – Mengenang Sengsara Tuhan Yesus Kristus
FOTO DARI VIA DOLOROSA
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudari ibu-Nya, Maria istri Klopas dan Maria Magdalena. – Yoh 19:25
Kita pasti memiliki foto favorit yang sering kita lihat berulang-ulang. Mungkin ada banyak kenangan yang membuat kita bernostalgia dan pikiran kita dibawa kembali ke masa foto tersebut diambil. Foto tersebut seakan menghentikan waktu dan membawa kita seolah masuk kembali dalam peristiwa itu.
Ketika menyaksikan film “The Passion of Christ” untuk pertama kalinya, ada perasaan kaget dan marah melihat kekejaman yang dilakukan para penyalib Kristus. Ada perasaan sedih dan haru melihat Yesus harus menjalani semuanya itu. Apalagi ketika saya menyadari bahwa Ia melakukan hal itu bukan hanya untuk saya, melainkan menggantikan saya.
Melihat Bunda Maria yang setia mengikuti jalan salib putranya, saya mencoba menemukan kalimat yang bisa saya ucapkan kepadanya, atau mungkin pertanyaan yang bisa saya utarakan. Saya yakin kita hanya bisa terdiam. Ketika saya mencoba menjalani peran sebagai Maria, saya menemukan seribu pertanyaan dan seribu orang untuk ditanya “mengapa harus anak saya?” Tetapi Maria selalu menyimpan semuanya dalam hatinya dan merenungkannya. Di situlah kekuatan Maria.
Hari ini adalah hari bagi kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan apa yang Tuhan perbuat bagi kita. Ketahuilah, kalau Maria begitu menderita karena kehilangan anaknya, itu adalah penderitaan Bapa Surgawi karena kehilangan kita bila Yesus tidak menebus kita. Semoga perenungan kita membuat kita juga kuat untuk menemani Yesus menjalankan misi Bapa-Nya. (Pt)
Apa yang akan saya ungkapkan kepada Yesus saat saya mencium-Nya di atas kayu salib sore ini?
No responses yet