Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 14 Desember 2021
St. Yohanes dr Salib
Zef 3:1-2,9-13
Mzm 34:2-3,6-7,17-19,23
Mat 21:28-32
Ya dan Tidak
Jawab anak itu: “Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.” – Mat 21:29
Benar perkataan ini bahwa bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah. Namun Allah melihat hati. Ketaatan harus dimulai dari hati dan mengalir keluar melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Bacaan injil hari ini kembali mengajak kita untuk melihat bagaimana hidup kita di hadapan Tuhan. Anak pertama menggambarkan mereka yang cepat sekali mengatakan “ya” Tuhan namun Ia menundanya bahkan tidak melakukannya. Sedangkan anak kedua menggambarkan mereka yang bimbang dan ragu bahkan cenderung menolak. Namun pada akhirnya ia menyesal dan mengatakan “ya”serta melakukannya.
Ketaatan harus berbuah pada perbuatan. Hanya sampai niat belum dapat dikatakan taat. Karena dari niat bisa berakhir pada kebiasaan menunda dan akhirnya tidak melakukan. Menunda tidak selalu buruk. Namun yang tidak baik adalah kebiasaan menunda. Kebiasaan menunda adalah musuh besar ketaatan. Karena di dalam menunda akan banyak sekali tantangan dan godaan yang akhirnya kita tidak melakukan kehendak Tuhan. Bahkan terkadang kata “tidak” berselubung “ya” di dalam penundaan. Itulah sebabnya salah satu kriteria ketaatan adalah “segera melakukan”.
Mari kita merenungkan di manakah kita berada? Apakah kita berada di sisi anak pertama? Atau sisi anak kedua ? Tuhan lebih menyukai pertobatan dan penyesalan daripada ungkapan manis bibir yang tidak berbuahkan ketaatan. Selama masih ada waktu marilah hidup di dalam ketaatan yang menyenangkan hatiNya. (Al)
Apa yang menghalangi saya untuk taat ?
Doakan dan minta agar menggantikannya dengan kerelaan untuk menaatiNya.
No responses yet